Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Polri soal "Konsorsium 303" dan Judi Online Dinilai Cuma Gimik

Kompas.com - 14/10/2022, 06:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis hak asasi manusia sekaligus yang juga Direktur Yayasan Lokataru, Haris Azhar, menilai Polri belum serius untuk menyelidiki dugaan kelompok polisi yang disebut-sebut terlibat kegiatan ilegal seperti judi online yang dijuluki "Konsorsium 303".

"Saya cuma menganggap bahwa (penyelidikan Konsorsium 303) masih gimik dan belum ada perkembangan yang signifikan," kata Haris dalam diskusi ‘Evaluasi Polri: Meneropong Fenomena Kasus Ferdy Sambo dan Tragedi Kanjuruhan’, ditulis Kamis (13/10/2022), seperti dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Polri: “Konsorsium 303” Judi Online Tidak Ada

Menurut Haris, jika Polri terkesan tidak sungguh-sungguh dalam mengusut dugaan keberadaan Konsorsium 303, maka dia meminta jangan menyalahkan masyarakat jika nantinya muncul anggapan ada aparat kepolisian yang menjadi beking judi online.

Isu tentang keberadaan kelompok Konsorsium 303 mencuat beriringan dengan terkuaknya dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang salah satu tersangkanya adalah Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Setelah Sambo ditetapkan menjadi tersangka, muncul diagram yang memaparkan dugaan keterlibatan sejumlah polisi dalam Konsorsium 303 yang disebut-sebut dipimpin Sambo dan terlibat kegiatan ilegal, salah satunya seperti judi online.

Baca juga: Peneliti ISESS Minta Polri Usut Isu Konsorsium 303 Terkait Judi Online

Selain itu, muncul isu tentang 3 Kapolda yang disebut-sebut terlibat dalam Konsorsium 303, yaitu Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, dan Kapolda Sumatera Utara Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak.

Nico Afinta sudah dicopot dari Kapolda Jatim dan dimutasi menjadi Staf Ahli Sosial Budaya (Sahlisosbud) Kapolri, setelah Tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan 132 orang.

Posisi yang ditinggalkan Nico kini dijabat oleh Irjen Teddy Minahasa.

Haris mengatakan, kejanggalan yang terjadi terkait dugaan Konsorsium 303 adalah penyidik seperti tidak menyentuh ketiga jenderal itu. Namun, penangkapan yang dilakukan terhadap sindikat perjudian justru terjadi di tiga wilayah itu.

Baca juga: Pengamat ISSES Minta Ferdy Sambo Diperiksa soal “Konsorsium 303” Judi Online

“Jadi ketika kasus Sambo ramai, pasca Power Point (diagram Konsorsium 303) dibuka, lah kok lucunya di area tiga Kapolda yang disebutkan itu ditangkapin sejumlah pemain judinya?,” kata Haris.

Haris yang juga mantan Koordinator KontraS menilai penangkapan sindikat judi di 3 wilayah itu seolah hanya upaya pencitraan.

Dia juga mempertanyakan mengapa polisi baru bergerak menangkap para penjudi itu setelah Sambo dan dugaan keberadaan Konsorsium 303 menyeruak ke masyarakat.

Dia menilai dengan penangkapan sindikat judi itu menimbulkan kesan Polri seolah sedang berupaya melepaskan diri dari segala macam tuduhan yang muncul saat ini.

Baca juga: Eks Kabareskrim Anggap Diagram Konsorsium 303 Sambo Tidak Dibikin Orang Sembarangan

"Kayaknya kesannya ada aksi 'gua enggak begitu'. Pertanyaannya kenapa selama ini enggak ditangkapin? Kenapa enggak dari dulu? Kenapa nunggu kasus Sambo dan Power Point-nya lalu baru diungkap?," ucap Haris.

Sebelumnya, Polri sempat menyatakan tidak menemukan bukti tentang keberadaan "Konsorsium 303" dan kaitannya dengan aktivitas judi online.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com