"Intinya adalah bagaimana kita melakukan percepatan penerbitan death sertifikat. Karena penerbitan death sertificate merupakan salah satu prasyarat utama untuk proses repatriasi," kata Judha.
Baca juga: Sebelum Tewas, WNI Korban Penembakan di Texas Enggan Kirim Foto Dirinya, Minta Ibu Doakan
Sebelumnya diberitakan, Novita menjadi korban tembak salah sasaran oleh remaja di Texas, tepatnya di San Antonio, Bexar County.
Kejadian bermula ketika rumah yang ditempatinya diberondong sekitar 100 tembakan. Menurut laporan Indonesian Lantern, korban tertembak beberapa kali di bagian wajah.
Novita saat itu sedang mengetik pada pukul 00.30 dini hari waktu setempat di kamar tidurnya.
Sheriff Bexar County Javier Salazar mengatakan, penembak adalah dua remaja berusia 14 dan 15 tahun. Mereka ditangkap oleh kepolisian setempat.
Sejatinya, para deputi sheriff sedang berpatroli di kawasan kejadian saat mendengar serangkaian tembakan. Mereka juga melihat sebuah kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: Remaja Jadi Pelaku Penembakan WNI di Texas, KJRI Houston Pantau Proses Hukum
Salazar lantas menduga Novita adalah korban tembak salah sasaran. Karena saat kejadian, ada tiga remaja bersenjatakan pistol dan AR-15 keluar dari rumah di sebelah kediaman Novita atau Vita Brazil.
Ketiga remaja tersebut juga menembakkan peluru dari senjata api yang dipegang.
Ketiganya masih berada di bawah usia 17 tahun. Paling tua adalah Johnny Bermea berusia 17 tahun, sedangkan lainnya berusia 15 dan 14 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.