Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentilan Elite PDI-P ke Ganjar: Dulu Dibilang Kemajon, Kini Disinggung "Siap Tidur"

Kompas.com - 06/10/2022, 06:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo seolah tak bisa lepas dari sentilan-sentilan elite partainya sendiri.

Bukan sekali dua kali saja Gubernur Jawa Tengah itu disinggung para petinggi PDI-P. Dia pernah disebut kemajon (kelewatan) hingga kemlinthi (congkak).

Terbaru, kontribusi Ganjar ke partai dipertanyakan. Ganjar disinggung kesiapannya untuk bekerja bersama memenangkan PDI-P pada Pemilu 2024.

Baca juga: Bambang Pacul Pertanyakan Maksud Ganjar Posting Foto di Bawah Baliho Puan: Siap Tidur Apa Siap Gerak?

"Siap tidur"

Lagi-lagi, sentilan buat Ganjar datang dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Pacul mempertanyakan foto Ganjar di bawah baliho besar PDI-P yang memuat foto Puan Maharani bertuliskan "2024 Menang Spektakuler, Hattrick!".

Foto tersebut diunggah di akun Instagram resmi Ganjar, @ganjar_pranowo, Senin (3/10/2022), dengan caption "Siap!". Ganjar juga menandai akun Instagram PDI-P dalam foto tersebut.

Oleh Pacul, caption alias keterangan foto tersebut dipertanyakan, apakah yang dimaksud Ganjar "siap" berarti siap bergerak bersama partai, atau lainnya.

Baca juga: Ganjar Tegaskan Penentuan Capres PDI-P merupakan Urusan Ketum

Pacul menyebut, hanya Ganjar yang tahu maksud dari unggahannya itu.

"Yang tahu dia sendiri. Apalagi tidak ada 'siap gerak'. Kalau 'siap' bisa (siap) pulang tidur, tapi kalau siap gerak dia akan bergerak," kata Pacul saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).

Menurut Pacul, sulit jika Ganjar hendak bekerja sendirian. Apalagi, Jawa Tengah, wilayah yang kini dipimpin Ganjar, memiliki budaya kerja yang terorganisir.

Jika maksud dari unggahan foto Ganjar adalah siap memenangkan PDI-P pada pemilu mendatang, kata Pacul, maka Gubernur Jawa Tengah itu harus bergerak bersama jajaran partai banteng lainnya.

"Bergerak yang mana? Siap gerak itu berarti saya laksanakan yang mana? Mau laksanakan ikut menang hattrick, berarti dia harus masuk barisan. Bekerja bersama-sama," kata dia.

Kemajon

Sentilan dari Bambang Pacul bukan sekali ini saja dilontarkan. Sebelummya, dia pernah menyebut Ganjar kemajon atau kelewatan karena berambisi menjadi calon presiden.

Ini bermula dari Ganjar yang tak diundang dalam acara HUT PDI-P ke-48 pada Mei 2021 lalu di Panti Marhaen Semarang.

Acara digelar secara daring dan luring. Dalam susunan acara tertulis bahwa seluruh kepala dan wakil kepala daerah se-Jawa Tengah diundang, kecuali Ganjar.

Kala itu, Ganjar mengakui bahwa dirinya tidak datang di acara partainya karena memang tak mendapat undangan.

"Saya tidak diundang (acara PDI-P)," kata Ganjar lewat pesan singkat, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: Dewan Kolonel Vs Dewan Kopral, Perang Dukungan buat Puan dan Ganjar Maju Pilpres 2024

Terkait ini, Bambang Pacul mengatakan bahwa tidak diundangnya Ganjar karena dia berambisi maju Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Pacul, Sabtu (22/5/2021).

Bambang mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun dia merasa tidak digubris.

"Wis tak kode sik, mok soyo mblandang, ya tak rodo atos (Sudah saya kode lebih dulu, kok makin keterlaluan, ya saya makin keras). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

Kemlinthi

Belum lama ini, politisi PDI-P Trimedya Panjaitan juga ikut-ikutan menyentil Ganjar. Loyalis Megawati itu tiba-tiba mengatakan, Ganjar ambisius menjadi capres, padahal kinerjanya selama menjadi gubernur dipertanyakan.

"Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini menilai, ambisi Ganjar untuk maju dalam pilpres sangat terlihat dari safari politiknya ke berbagai daerah.

Trimedya lantas membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPP PDI-P yang juga digadang-gadang bakal dicalonkan sebagai presiden, Puan Maharani.

Dibandingkan Ganjar, kata Trimedya, rekam jejak Puan jelas, pernah menjadi Ketua Fraksi PDI-P di DPR, menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dan kini Ketua DPR RI.

Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas. Dia bahkan menyebut Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.

“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” ujarnya.

Baca juga: Berat Sebelah PDI-P ke Puan soal Pencapresan dan Potensi Manuver Ganjar...

Tetap santai

Serangan bertubi elite PDI-P selama ini direspons santai oleh Ganjar. Soal sentilan Trimedya misalnya, Ganjar mengatakan, kritik itu akan ia jadikan pegangan untuk memperbaiki kinerjanya.

"Ya ndak apa-apa. Kalau kritik dari kolega buat saya itu vitamin untuk memperbaiki dan koreksi," jelas Ganjar kepada wartawan, Kamis (2/6/2022).

Namun, Ganjar menampik anggapan yang menyebut dirinya berkonflik dengan Puan Maharani, atau bahkan tidak menghargai Megawati.

Baca juga: Alasan Nasdem Tak Usung Ganjar Sebagai Capres: Tidak Ada Kejelasan Kapan Memutuskan

Menurutnya, hubungannya dengan Puan maupun jajaran PDI-P lainnya baik-baik saja hingga saat ini.

Ganjar pun tak sekali dua kali mengatakan bahwa perihal pencapresan dirinya tunduk pada keputusan Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

"Yang menentukan (capres) juga partai, kalau sudah ditentukan," katanya saat ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Belum loyal

Merespons ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, sentilan Bambang Pacul soal "siap gerak atau siap tidur" sedianya merupakan lanjutan dari sentilan-sentilan elite PDI-P terhadap Ganjar seperti yang sudah-sudah.

Sosok Ganjar ternyata masih dianggap kurang berkontribusi terhadap pemenangan partai. Sebaliknya, Gubernur Jawa Tengah itu justru bergerak sendiri untuk kepentingan pribadi menuju panggung pilpres.

Padahal, telah ditegaskan berulang kali oleh elite PDI-P bahwa perihal capres menjadi kewenangan ketua umum Megawati Soekarnoputri.

"Politik itu saya sebut seolah-olah saja. Mungkin yang dimaksud oleh Pak Bambang Pacul, Pak Ganjar ini seolah-olah mendukung, tapi di luar sana, di belakang sana, kenyataannya mendukung dirinya sendiri untuk bisa menjadi capres," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Foto Ganjar di Bawah Baliho Puan yang Kembali Menuai Komentar Bambang Pacul

Kendati belum mengumumkan nama, sosok Ganjar dan Puan Maharani sejak awal memang digadang-gadang menjadi capres terkuat PDI-P.

Ganjar dinilai punya elektabilitas besar. Sementara Puan, sebagai putri Megawati, dianggap memiliki tiket emas menuju panggung pemilihan.

Belakangan, kata Ujang, PDI-P tampak berat sebelah ke Puan. Ini terlihat dari tugas-tugas khusus yang diberikan Megawati ke Ketua DPR RI itu, seperti memimpin safari politik ke partai-partai lain, hingga berkeliling Indonesia bertemu kader-kader PDI-P di daerah.

Sebaliknya, Ganjar terus menerus diserang oleh elite partai banteng. Dia tak sekali dua kali dikritik, bahkan tidak diundang di acara partainya sendiri.

Oleh karenanya, Ujang menilai, sentilan Bambang Pacul buat Ganjar bisa jadi karena dia dianggap belum sejalan dengan keinginan PDI-P yang tampaknya ingin mendorong pencapresan Puan Maharani.

"Saya melihatnya itu kritikan keras kepada Ganjar, kritikan tegas kepada Ganjar bahwa selama ini Ganjar dianggap oleh PDI-P tidak taat asas, dianggap belum loyal atas pencalonan Puan Maharani, masih mengurus diri sendiri untuk pencalonan dirinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com