JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas HAM mengaku telah menemui sejumlah pihak dalam penyelidikan atas Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, sejak tiba di kota di Jawa Timur itu pada Senin (3/10/2022).
Komisioner bidang penyelidikan dan pemantauan Komnas HAM, Choirul Anam, mengaku pihaknya telah berjumpa dengan beberapa korban selamat yang mengalami luka-luka.
"Ini macam-macam kondisi lukanya. Ada yang kakinya patah, ada yang rahang patah, memar, dan lain sebagainya. Mereka juga menceritakan bagaimana kondisinya," ungkap Anam melalui keterangan video kepada wartawan pada Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Jokowi: Saya Minta TGIPF Ungkap Hasil Penelusuran Tragedi Kanjuruhan Secepatnya
Anam berujar ada beberapa korban luka yang kondisi matanya memprihatinkan lantaran terkena gas air mata. Ini mengindikasikan bahwa keterpaparan gas air mata di Stadion Kanjuruhan yang boleh jadi cukup tinggi.
"Matanya sangat merah," ucapnya.
"Bahkan, kami bertemu dengan salah satu korban yang, itu peristiwanya hari Sabtu (1/10/2022), Senin (3/10/2022) bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka," tambah Anam.
Baca juga: Saksi Tragedi Kanjuruhan: Suporter Memohon Aparat Tolong Korban-korban Perempuan, tapi Ditolak
Korban tersebut juga mengaku masih merasakan perih di dada dan tenggorokan serta mengalami sesak napas walaupun Tragedi Kanjuruhan telah berlalu beberapa hari.
"Kami juga sudah bertemu langsung dengan keluarga korban baik di rumah maupun di rumah sakit untuk korban yang mengalami luka. Kami berdialog langsung dengan mereka," kata Anam.
Baca juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Telusuri Jaringan Bisnis hingga Pengiklan Laga Arema vs Persebaya
Sebagai informasi, Tragedi Kanjuruhan berujung pada sedikitnya 131 orang tewas menurut data teranyar Polri, dengan 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun berdasarkan data Kementerian PPPA, serta 4 anak dilaporkan belum ditemukan hingga Selasa (4/10/2022) malam berdasarkan data Aremania.
Jatuhnya korban jiwa diakibatkan oleh tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi ke tribun penonton, membuat para suporter tunggang-langgang mencari selamat.
Para suporter overkapasitas diduga dalam keadaan sesak napas dan berdesakan di pintu-pintu keluar stadion yang tak semuanya terbuka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.