Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Tragedi Kanjuruhan: Suporter Memohon Aparat Tolong Korban-korban Perempuan, tapi Ditolak

Kompas.com - 05/10/2022, 13:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat disebut menolak evakuasi lebih dari satu korban pingsan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang berujung sedikitnya 131 orang tewas akibat terjebak dan berdesakan setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Bayu, bukan nama sebenarnya, seorang saksi sekaligus Aremania, mengaku menyaksikan hal tersebut dari tribun VIP tempatnya berada.

Persis di hadapannya, tepat di sentel ban tepi lapangan hijau, terparkir mobil polisi dengan sejumlah aparat berjaga.

Ketika itu, keributan akibat kesalahpahaman suporter dan aparat sudah terjadi. Beberapa anggota Brimob telah menembakkan gas air mata ke tribun selatan.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Saat Penempatan Polisi dan Tentara di Stadion Dinilai Tak Relevan

Bayu mengisahkan, pertama-tama ia melihat tiga orang pria membopong perempuan yang pingsan menuju mobil tersebut, meminta agar perempuan itu dievakuasi. Namun, aparat malah mendorong mereka dengan tameng.


"Jadi keadaan sudah genting seperti itu, suporter wanita tadi yang dalam keadaan pingsan, dalam keadaan pingsan itu ditolak sama pihak Brimob, malah didorong-dorong dengan tameng yang dari fiber itu," kata Bayu yang dihadirkan oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, secara daring, Rabu (5/10/2022) dari tempatnya di Malang, Jawa Timur.

"Seolah-olah, saya amati sangat jelas, bahasa mereka, 'kamu tadi bentrok dengan saya, sekarang walaupun saudara kamu wanita sedang pingsan kamu tidak usah minta tolong saya'," imbuhnya.

Baca juga: Panglima: 4 Prajurit TNI Akui Bertindak Berlebihan Saat Kerusuhan Kanjuruhan

Tak lama berselang, pemandangan serupa lewat di depan matanya. Seorang suporter perempuan dibopong dalam keadaan tak sadarkan diri menuju mobil itu.

"Tujuan mereka sama, mau mengevakuasi dan mempercepat pertolongan pertama. Dia menuju mobil polisi itu. Sama, perlakuan aparat waktu itu, orangnya juga sama, mereka menolak dan menghalang-halangi mereka," kata Bayu

"Itu suporter mendekati mobil yang dikira mereka adalah mobil ambulans. Ditolak lagi dengan aparat yang tadi menolak permintaan si suporter. Orang sama yang menolak," imbuhnya.

Baca juga: Soal Potensi Sanksi Imbas Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Serahkan ke FIFA

Untuk kali ketiga, Bayu menyaksikan hal yang sama. Namun, kali ini, suporter yang naik pitam karena aparat enggan bantu mengevakuasi para korban, menendang tameng mereka, diduga merasa kecewa.

"Saya tahu dari percekcokan mulut itu, 'kamu itu enggak punya hati, kamu lihat yang saya bawa ini suporter wanita yang sedang sekarat'," ujarnya.

Bayu berani menjamin seluruh kesaksiannya dan berulang kali menegaskan bahwa upaya penghalang-halangan itu nyata terjadi.

Posisinya di tribun VIP membuatnya punya jangkauan pandangan yang luas untuk melihat rangkaian peristiwa tersebut.

Para suporter itu kemudian meninggalkan aparat yang menolak evakuasi dan mencari jalan keluar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com