Anies mengaku merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan Nasdem ke dirinya. Dengan tugas baru ini, Anies bakal fokus pada pencapresan alih-alih Pilkada DKI 2024.
Sementara, ditanya soal nama cawapres dan keinginannya bergabung Nasdem, Anies belum bisa menentukan.
"Intinya adalah semua putra bangsa. Semua yang siap untuk berjalan bersama meninggikan kepentingan republik di atas kepentingan yang lain. Itu yang akan leluasa untuk kita berjalan bersama," katanya.
Nama capres memang telah ditentukan. Namun, bukan berarti Nasdem bisa langsung membawa Anies ke panggung Pilpres 2024.
Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dan mengusung capresnya.
Beberapa bulan terakhir, Nasdem rajin berkomunikasi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya melempar sinyal koalisi sejak lama, namun tak kunjung diresmikan.
Kendati demikian, Surya Paloh berharap kedua partai tersebut dapat berkoalisi dengan Nasdem untuk mengusung Anies.
"Soal PKS dan Demokrat, dari apa yang saya pahami sebagai praktisi politisi, insya Allah semua menyatukan pikiran, semangat, tekad, bersama dengan Nasdem," kata Paloh.
Baca juga: Surya Paloh Ungkap Respons Jokowi soal Nasdem Usung Anies: Beliau Bilang Bagus
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan, partai politik atau gabungan partai politik harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari suara sah nasional pada pemilu sebelumnya.
Aturan presidential threshold ini tertuang dalam Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Deklarasi pencalonan presiden Anies Baswedan oleh Partai Nasdem tidak secara otomatis menjamin langkah Gubernur DKI tersebut akan mulus melengggang sebagai kontestan di pemilihan presiden 2024 mendatang," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Usung Anies Baswedan Jadi Capres, Surya Paloh Sebut Nasdem Tetap Dukung Pemerintahan Jokowi
Menurut Bawono, bukan hal mudah menggenapkan dukungan koalisi tersebut.
Memang, beberapa bulan terakhir Nasdem tampak mesra dengan Demokrat dan PKS. Namun, dinamika politik belakangan mengisyaratkan bahwa rencana koalisi ketiga partai berlangsung alot.
Disinyalir, ini karena perbedaan pendapat soal bakal calon presiden dan wakil presiden yang hendak diusung ketiga partai.
Bawono menduga, baik Nasdem, Demokrat, maupun PKS punya jagoan masing-masing untuk diusung sebagai capres maupun cawapres.
"Karena tentu saja ada keinginan dari masing-masing partai politik untuk mengajukan kader mereka sebagai pendamping Anies Baswedan, termasuk keinginan Partai Demokrat untuk mengedepankan AHY (Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.