Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Diprediksi Tak Akan Sendiri pada Pilpres 2024, Gabung ke Koalisi atau Bentuk Baru

Kompas.com - 27/09/2022, 10:17 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, memprediksi, PDI Perjuangan tak akan berjalan sendirian pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Kemungkinannya, partai yang dimotori Megawati Soekarnoputri itu bakal bergabung dengan koalisi yang sudah ada kini, atau membentuk kongsi baru.

"Saya berpikir bahwa kemungkinannya PDI-P akan bergabung dengan koalisi atau bahkan bisa membentuk koalisi sendiri dengan menarik beberapa partai yang sekarang sudah berkoalisi," kata Kunto kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Puan Bicara Sinyal Koalisi PDI-P dengan PKB

Memang, dengan jumlah kursi DPR RI yang dikantongi kini, PDI-P bisa melangkah sendiri ke panggung pilpres. PDI-P jadi satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.

Namun, jika itu terjadi, menurut Kunto, langkah partai banteng ke depan sangat berat. Apalagi, jika kembali menang, PDI-P harus berhadapan dengan partai oposisi yang jumlahnya tak sedikit.

"Jadi menurut saya PDI Perjuangan tidak mungkin maju sendiri, kemungkinannya kecil," ucapnya.

Kunto mengatakan, sinyal PDI-P berkoalisi dengan partai lain ditunjukkan lewat safari politik Puan Maharani ke partai-partai lain. Melalui safari itu, PDI-P dinilai tengah menjajaki parpol yang memungkinkan diajak bekerja sama.

Oleh karenanya, menurut dia, terbuka kemungkinan PDI-P berkoalisi dengan sejumlah partai politik, tak terkecuali bersama Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), atau partai-partai lainnya yang belakangan dikunjungi Puan.

Kunto menyebut, bongkar pasang koalisi partai politik dan capres-cawapres masih sangat mungkin terjadi, kendati beberapa partai sudah mengumumkan kerja sama.

Peluang PDI-P bekerja sama dengan PDI-P dan PKB, atau partai-partai lainnya, dinilai sama besarnya dengan kemungkinan bubarnya koalisi-koalisi parpol yang telah terbentuk kini.

Menurut Kunto, selama pendaftaran capres-cawapres belum dibuka, poros politik masih sangat mungkin berubah.

"Politik kini masih sangat cair, sehingga bisa tambal sulam, bisa bongkar pasang karena ada banyak dinamika," ujar Kunto.

"Jadi menurut saya hitung-hitungannya masih panjang sampai dengan satu tahun ke depan," lanjut dosen Universitas Padjadjaran itu.

Baca juga: Puan Bertemu Cak Imin, Gerindra: Kita Terbuka sama PDI-P

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani bicara kemungkinan partainya berkoalisi dengan PKB untuk Pemilu 2024.

Pernyataan itu Puan sampaikan usai bertemu dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Minggu (25/9/2022).di kawasan Jakarta Selatan.

Adapun PKB saat ini sebenarnya sudah menjalin koalisi dengan Partai Gerindra.

"Ya mungkin saja, enggak ada yang enggak mungkin dalam politik. Jadi bisa ketemu begini saja sudah satu sinyal kemungkinan ke depannya mungkin saja. Ya kan, Cak Imin?" kata Puan dalam jumpa pers bersama Cak Imin di TMP Kalibata, Minggu.

Menanggapi itu, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bilang, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan PDI-P pada pilpres mendatang.

“Kita membuka diri terhadap semua partai, apalagi PDI-P. PKB sudah (koalisi), PDI-P ya enggak ada masalah,” ucap Dasco ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com