JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P Effendi Simbolon tidak menghadiri rapat kerja Komisi I DPR bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Effendi disebut sedang mendapat tugas dari Fraksi PDI-P sehingga tak bisa ikut rapat.
Baca juga: Prabowo, Panglima TNI, KSAD Dudung Hadiri Rapat di DPR Hari Ini
"Penjelasan dari Ketua Fraksi PDI-P, Pak Utut, (Effendi) dapat tugas dari fraksi, sehingga tidak dapat ikut rapat," ujar anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Tb Hasanuddin saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Senin (26/9/2022).
Tb Hasanuddin mengaku tidak tahu tugas fraksi apa yang diberikan terhadap Effendi Simbolon.
Pasalnya, Tb Hasanuddin tidak sempat bertanya lebih terperinci kepada Utut Adianto selaku Ketua Fraksi PDI-P.
Baca juga: Rapat DPR Bareng Prabowo, Panglima TNI, dan KSAD Dudung Digelar Tertutup
"Tanya Pak Utut ya," ucapnya.
Adapun rapat ini dihadiri oleh Prabowo, Andika, Dudung, dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono.
Effendi Simbolon sempat menyebut ada disharmoni di tubuh TNI karena Dudung tidak pernah datang rapat dengan Komisi I ketika Panglima TNI hadir.
Dia pun mengatakan, kejadian itu sebagai bentuk ketidakpatuhan sehingga TNI menjadi seperti ormas.
Setelah itu, Effendi mengaku menerima intimidasi usai menyebut "TNI seperti gerombolan dan ormas" dalam rapat kerja Komisi I DPR bersama Kementerian Pertahanan dan TNI.
Baca juga: Kian Mesra dengan Andika Jelang Pergantian Panglima, KSAL: Beliau Atasan Saya
Effendi Simbolon lantas menilai, intimidasi sudah tidak zaman lagi untuk merespons kritikan yang dilempar oleh seseorang.
"Ini kemudian menjadi viral dan saya sayangkan adanya proses-proses lanjutan yang mengintimidasi begitu. Saya kira enggak zamannya lagi hanya seorang Effendi Simbolon kemudian dikepung dengan begitu hebatnya," ujar Effendi.
Ia menjelaskan, alamat rumahnya dibocorkan dan menjadi viral. Kemudian, ponsel Effendi juga terus berdering tanpa henti selama 24 jam.
Bahkan, Effendi Simbolon mengaku sampai mendapat ancaman pembunuhan
"Ancaman nyawa," katanya.
Baca juga: Bawaslu Audiensi dengan Panglima TNI, Bahas Sinkronisasi Data Prajurit Terkait Pemilu 2024
Tidak hanya dirinya, Effendi Simbolon menyebut bahwa keluarganya mendapat ancaman serupa.
Untuk pernyataannya itu, Effendi mengeklaim punya bukti ancaman itu di smartphone miliknya.
Meski demikian, Effendi ogah membocorkan identitas orang-orang yang mengancam dirinya dan keluarga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.