Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Dansa Politik" Kader PDI-P, Antara Dewan Kolonel dan Dewan Kopral

Kompas.com - 26/09/2022, 06:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dewan Kopral dibentuk untuk mendukung pencalonan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 (Kompas.com, 23/09/2022).

Sebagai komparasi di struktur militer, yang memiliki pangkat kopral jauh lebih banyak daripada yang berpangkat kolonel. Maka, tentu determinasi dukungan di akar rumput akan lebih besar daripada di tingkat elitis.

Sebagai dialetika politik dan manuver politik, ide pembentukan dewan kolonel dan dewan kopral, atau mungkin saja nantinya akan bermunculan dewan sersan, dewan letnan, dewan kapten, dewan prajurit serta dewan “apa saja” jelas merugikan dan mendegradasi marwah dewan pimpinan pusat partai.

Dewan-dewan itu, menurut saya berpotensi mengggerus suara PDI-P, alih-alih ingin mewangikan justru malah membusukkan kader-kader yang sudah wangi seperti Puan, Ganjar atau kader-kader yang lain yang kebetulan sudah menjadi menteri atau kepala daerah dan berprestasi.

PDI-P sudah memiliki lebih dari “starting XI” yang moncer dan berpotensi menjadi meteor politik baru seperti Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Abdullah Azwar Anas, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Walikota Solo Gibran Rakabumi, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, atau Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestidiandani.

Dewan pimpinan pusat adalah pusat pengendalian strategi partai. Bahkan dewan pimpinan pusat sudah memiliki badan pemenangan pemilu dan Megawati sudah mempunyai war room yang bisa memantau dan meng-update perkembangan politik dari waktu ke waktu.

Pembentukkan “dewan-dewan” hanyalah menghabiskan energi politik, di saat konsentrasi kebangsaan dan kenegaraan adalah membumikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang didukung PDI-P.

Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan lonjakan inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat, justru harus disikapi dengan cerdas oleh PDI-P. Harapan wong cilik akan kemudahan untuk mencari pangan, cukup sandang, dan ketersediaan papan harus terus diperjuangkan dan diwujudkan PDI-P.

Butuh kesabaran progesif

Pengalaman lama menjadi “cantrik” Megawati Soekarnoputeri sejak 2004 hingga 2010, setelah sebelumnya menjadi wartawan embedeed sejak kisruh PDI (nama sebelum PDI-P) dikuyo-kuyo rezim Soeharto jelang Kerusuhan 27 Juli 1996, saya memahami betul insting dan feeling Megawati saat menghadapi masa-masa genting.

Megawati tidak suka ditekan atau dipaksa. Jika ditekan dan dipaksa, justru sikapnya semakin mengeras dan kian teguh.

Saya masih ingat di saat rezim Orde Baru masih bertaji kuat, Megawati kerap menolak utusan Soeharto, baik yang militer berpangkat tinggi atau menteri-menteri Cendana yang ingin melunakkan sikap Megawati. Megawati tidak mau diatur apalagi didikte!

Sikap “berani” Jokowi yang nekad mendatangi Ukraina dan Rusia dengan datang langsung ke Kyiv akhir Juni 2022 di tengah ancaman serangan Rusia sewaktu-waktu mengingatkan saya akan keberanian Megawati. Bisa jadi, Jokowi terinspirasi dengan kenekadan dua presiden sebelumnya, Soekarno dan Megawati.

Saat mendatangi Maluku ketika ketegangan kerusuhan bernuansa SARA masih berkecamuk, Mei 2004, atau saat mengunjungi Banda Aceh ketika konflik Aceh masih bertensi tinggi, Maret 2004, saya melihat betapa Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) begitu “ketar-ketir” dengan potensi kerawanan keamanan. Saya yang tidak memakai rompi anti peluru, demikian juga Megawati, begitu percaya betul dengan kemampuan Paspampres selain perlindungan Allah SWT.

Jelang keruntuhan Soeharto, Megawati sudah bernalar kuat bahwa sikap politik yang akan disampaikan adalah menolak keikutsertaan PDI dalam Pemilu 1997. Keruntuhan kepemimpinan otoriter Soeharto tidak terlepas dari konstribusi Megawati dan PDI.

Ketika Megawati meng-endoorse penuh Jokowi sebagai calon wali kota Solo tahun 2005 serta berlanjut dengan pengajuan sebagai calon gubernur DKI di 2012, Megawati justru mendapat pertentangan dari lingkar terdalamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com