Di saat proses pendaftaran pencalonan pasangan calon-gubernur dan wakil gubernur DKI jelang penutupan, Megawati dengan mantap memilih Jokowi. Saya masih ingat, bahkan mendiang Taufiq Kiemas – suami Megawati – malah mendukung Gubernur DKI petahana Fauzi Bowo untuk maju lagi.
Namun karena di PDI-P yang “berkuasa” adalah ketua umum, tentu saja akhirnya Pak TK (panggilan akrab Taufiq Kiemas) bisa memahami keputusan tepat istrinya.
Feeling kuat Megawati berulang di saat berani mendorong Jokowi untuk maju di Pilpres 2014 dan menang sehingga memudahkan langkah kepemimpinan keduanya di Pilpres 2019. Jokowi dengan pasangan cawapres yang berbeda, bisa mengalahkan rival politik terberatnya, Prabowo Subianto.
Padahal dengan Prabowo, keluarga TK dan Megawati begitu akrab bahkan pernah berpasangan di Pilpres 2009.
Jika Megawati sudah memutuskan Jokowi yang mendapat tiket ke Pilpres maka keteguhan Megawati tidak akan tergoyahkan.
Di saat dua kutub antara energi pendukung Puan dengan Dewan Kolonel serta loyalis Ganjar dengan Dewan Kopral, Megawati sudah mengingatkan seluruh kader PDI-P untuk tidak melakukan “dansa politik”.
Dalam pernyataannya untuk para kader PDI-P yang menjadi kepala daerah di Sekolah Partai di Lenteng Agung, Jakarta, Megawati meminta mereka fokus untuk kerja riil di masyarakat (Kompas.com, 22/09/2022).
Selain mewujudkan kedaulatan pangan, program relokasi warga dari lingkungan kumuh ke lokasi pemukiman yang lebih baik dan manusiawi adalah “dansa” yang dikehendaki Megawati. Dansa akan semakin ciamik jika para kepala daerah menjaga perilaku dan menghindarkan diri dari perilaku koruptif.
Siapakah yang akan dimajukan Megawati sebagai calon presiden? Saya kembali haqqul yaqin akan tiba saatnya nanti Megawati dengan mata batin dan pengalaman politiknya yang panjang akan memutuskan sosok yang tepat. Terbaik bagi PDI-P dan sesuai keinginan arus bawah.
Rekomendasi memang belum keluar dan Megawati pasti akan memikirkan kader yang terbaik untuk PDI-P dan legacy yang akan dikenang sepanjang masa.
“Sejatinya pemimpin itu adalah yang bisa tertawa dan menangis bersama rakyat. Pemimpin harus memahami apa yang dirasakan, dimaui dan diharapkan rakyatnya. Harus ada satu kata, antara omongan dan perbuatan seorang pemimpin” – Megawati Soekarnoputeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.