Dengan kata lain, Puan secara politik praktis sudah berada di depan Ganjar Pranowo satu langkah.
Untuk mengimbangi itu, jika Ganjar Pranowo memang ingin serius maju pada laga 2024, tidak ada cara lain selain mulai fokus pada penguatan infrastruktur politik.
Pilihan tersisa bagi Ganjar Pranowo hanya dua saat ini. Pertama, tidak maju sebagai capres dan tetap menjadi kader PDIP yang baik dengan mendukung Puan. Jika Puan menang, minimal satu kursi menteri akan di tangan.
Kedua, tetap maju sebagai capres tanpa PDIP. Ini berarti bahwa Ganjar Pranowo harus mulai mengikuti langkah Puan, yakni mulai membuka silahturahmi dengan pertai-partai di luar PDIP, mencari celah berpasangan dengan calon-calon yang mempunyai infrastruktur politik yang cukup.
Dengan kata lain, Ganjar Pranowo harus siap untuk berhadapan dengan Puan. Sungguh tidak mudah. Bahkan sangat tidak mudah bagi Ganjar. Jadi, apapun itu, semuanya kembali kepada Ganjar Pranowo sendiri.
Terkait peluang, sebenarnya Ganjar Pranowo juga memiliki peluang yang cukup prospektif di luar PDIP, jika memang ingin maju pada ajang Pilpres 2024. Koalisi Indonesia Baru (KIB), secara elektoral, bisa menjadi opsi pertama Ganjar.
KIB sudah memenuhi syarat untuk mengusung satu pasangan calon, tapi sangat disayangkan, performa calon yang digadang-gadang oleh KIB di dalam survei-survei setahun terakhir sangat jauh dari harapan.
Angka raihan Airlangga Hartarto di semua survei politik sangat mengkhawatirkan, selalu di bawah 10 persen dan belum menunjukkan trend kenaikan signifikan.
Elektabilitas Ganjar Pranowo yang selalu berkilau di semua survei akan menjadi daya tarik tersendiri bagi KIB, jika Ganjar Pranowo mau menggunakan kendaraan politik itu.
Komposisi idealnya, misalnya, Ganjar-Airlangga. Secara matematika politik, perpaduan Ganjar dan KIB akan sangat potensial mengubah peta politik nasional karena ditopang perpaduan elektabilitas dan mesin politik.
Selain KIB, jika rumor soal Puan dan Anies benar adanya, maka peluang Ganjar Pranowo bergerak ke Cikeas juga sangat besar. Pemasangan Ganjar-AHY, bagaimanapun, tidak akan kalah menarik dibanding Ganjar-Airlangga.
Dan opsi lainnya, di luar kedua pilihan di atas, memadukan dua elektabilitas untuk menggaet dukungan di luar PDIP.
Misalnya Ganjar-Ridwan Kamil (RK). Keduanya, saat ini, sama-sama belum berpartai, tapi memiliki elektabilitas yang sesungguhnya cukup kuat.
Nama Ridwan Kamil juga sering muncul di dalam berbagai survei, bahkan menjadi nama paling tenar di antara nama-nama cawapres lainnya.
Jika Ganjar dan RK bisa lebih lihai bermanuver, tidak menutup kemungkinan akan menggaet beberapa partai, minimal untuk memenuhi syarat konstitusional maju pada ajang Pilpres 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.