Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Ujian Politik Ganjar Pranowo yang Kian Berat

Kompas.com - 20/09/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Komentar Bambang Pacul kemudian memperjelas sinyal tersebut bahwa nampaknya Ganjar Pranowo memang tidak akan diusung oleh PDIP.

Pilihan PDIP untuk tetap mendorong Puan, meskipun angka elektabilitasnya kurang menjanjikan, cukup dapat dipahami.

Sebagaimana sering disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pencalonan Puan sangat bermakna bagi PDIP, terutama secara ideologi dan soliditas.

Maknanya tentu sudah cukup jelas bahwa regenerasi kepemimpinan PDIP dari trah Sukarno masih akan berlanjut.

Selama ini, faktor Megawati dan faktor trah Sukarno yang melekat pada dirinya menjadi faktor pemersatu yang sangat fundamental bagi PDIP.

Dengan memperjuangkan Puan berpindah ke Istana alias menjadi presiden, tentu legitimasi dan kekuasaan Puan sebagai penerus Megawati akan semakin kuat dan keberlanjutan trah Sukarno di pucuk kepemimpinan partai juga tetap terjaga.

Tentu akan sangat berbeda hasilnya jika Ganjar Pranowo yang diusung menjadi capres dari PDIP, lalu Ganjar Pranowo menang dan menjadi presiden.

Ganjar Pranowo adalah kader aktif partai yang maju menjadi anggota DPR dan Gubernur bersama PDIP.

Dengan latar itu, jika Ganjar Pranowo menjadi presiden, peluang Ganjar Pranowo untuk ikut kontestasi kepemimpinan PDIP setelah menjadi presiden tentulah akan semakin besar.

Saya menduga, kemungkinan itu tentu menjadi salah satu pertimbangan penting Megawati dalam menentukan capres yang diusung PDIP tahun 2024.

Karena risikonya tidak saja pada keberlanjutan kader PDIP di Istana, tapi juga keberlanjutan trah Sukarno di pucuk pimpinan partai.

Oleh karena itu pula, menurut saya, Ganjar Pranowo sangat perlu memahami konteks yang satu itu.

Kini, semuanya akan kembali kepada Ganjar Pranowo. Apa gunanya elektabilitas tinggi, jika pada ujungnya tidak memiliki partai untuk maju sebagai capres 2024.

Ganjar Pranowo bisa saja gagal menjadi capres jika tetap bertahan untuk berharap hanya dimajukan oleh PDIP, meskipun semua lembaga survei menempatkannya di posisi teratas.

Situasi berbeda tentu dialami Puan. Meskipun hasil survei Puan terbilang sangat kecil, Puan tetap bisa maju menjadi capres atau cawapres, karena sudah mengantongi dukungan partai sebagaimana amanat UU Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bahwa pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com