Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Ujian Politik Ganjar Pranowo yang Kian Berat

Kompas.com - 20/09/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

POPULARITAS dan elektabilitas Ganjar Pranowo nampaknya semakin tak terbendung. Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menempatkan elektabiltas Ganjar Pranowo tetap di posisi teratas.

Selain itu, SMRC menyatakan bahwa PDIP berkemungkinan besar menang dalam kompetisi Pilpres 2024, apabila PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres).

Dalam survei yang dilakukan SMRC selama Agustus 2022 bertajuk 'Siapa Calon Presiden PDIP 2024?', hasilnya adalah Ganjar paling unggul dan kompetitif sebagai Capres PDIP, terutama jika dibandingkan dengan Puan Maharani.

Saiful Mujani menjelaskan, berdasarkan format survei semi terbuka untuk kurun waktu pada Maret 2021 hingga Agustus 2022, pergerakan suara Puan ternyata tidak signifikan, dari 0,5 persen menjadi 1 persen.

Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8 persen menjadi 25,5 persen. Prabowo Subianto dari 20 persen menjadi 16,7 persen, dan Anies Baswedan dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.

Jika kondisinya seperti sekarang, kata Saiful, berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Pasalnya, bila Puan, misalnya, bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tertinggal jauh dan tidak kompetitif.

Namun lagi-lagi raihan simulasi elektoral Ganjar Pranowo tersebut tidak berbanding lurus dengan infrastruktur politik yang semestinya dimiliki Ganjar Pranowo.

Sejak bulan Agustus 2022 lalu, Puan sudah mulai aktif bergerak. Puan bertemu dengan Surya Paloh bulan lalu, yang membuka spekulasi bahwa Puan akan berpasangan dengan Anies Baswedan.

Pun Puan bertamu ke kandang Prabowo Subianto, ikut menunggang kuda di Hambalang bersama Prabowo.

Lebih dari itu, setelah pertemuan-pertemuan tersebut, Puan memperjelas pesan politiknya bahwa setelah pemilihan presiden mendatang akan ada lagi presiden perempuan di Indonesia.

Tak ada lagi makna lain dari pesan tersebut selain Puan akan menjadi calon presiden resmi PDIP untuk laga 2024.

Sinyal semakin kuat takala PDIP ternyata tidak mengundang Ganjar Pranowo pada acara persiapan pemenangan Pemilu 2024 di Kota Semarang, yang digelar Minggu (18/9), dan dihadiri para Ketua DPC PDIP serta para kepala daerah kader Banteng se-Jawa Tengah.

Dalam acara itu Ketua DPP Puan Maharani ikut memberikan pengarahan kepada para kader partai tersebut.

Meskipun Ganjar Pranowo mempunyai alibi untuk tidak hadir di acara tersebut karena pada saat bersamaan sedang menghadiri acara Kagama di Jakarta, pesan sangat jelas disampaikan oleh Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Pacul saat mengomentari pertanyaan media tentang ketidakhadiran Ganjar. Menurutnya, Ganjar memang tidak diundang.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh  dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani usai menggelar pertemuan di DPP Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (22/8/2022). Pertemuan antara jajaran PDIP dan Nasdem merupakan silaturahmi antara dua partai politik.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani usai menggelar pertemuan di DPP Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (22/8/2022). Pertemuan antara jajaran PDIP dan Nasdem merupakan silaturahmi antara dua partai politik.
Menjadi aneh di acara yang terkait langsung dengan laga 2024 Ganjar Pranowo tidak hadir, jika Ganjar Pranowo memang masih menjadi salah satu opsi Capres PDIP.

Komentar Bambang Pacul kemudian memperjelas sinyal tersebut bahwa nampaknya Ganjar Pranowo memang tidak akan diusung oleh PDIP.

Pilihan PDIP untuk tetap mendorong Puan, meskipun angka elektabilitasnya kurang menjanjikan, cukup dapat dipahami.

Sebagaimana sering disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pencalonan Puan sangat bermakna bagi PDIP, terutama secara ideologi dan soliditas.

Maknanya tentu sudah cukup jelas bahwa regenerasi kepemimpinan PDIP dari trah Sukarno masih akan berlanjut.

Selama ini, faktor Megawati dan faktor trah Sukarno yang melekat pada dirinya menjadi faktor pemersatu yang sangat fundamental bagi PDIP.

Dengan memperjuangkan Puan berpindah ke Istana alias menjadi presiden, tentu legitimasi dan kekuasaan Puan sebagai penerus Megawati akan semakin kuat dan keberlanjutan trah Sukarno di pucuk kepemimpinan partai juga tetap terjaga.

Tentu akan sangat berbeda hasilnya jika Ganjar Pranowo yang diusung menjadi capres dari PDIP, lalu Ganjar Pranowo menang dan menjadi presiden.

Ganjar Pranowo adalah kader aktif partai yang maju menjadi anggota DPR dan Gubernur bersama PDIP.

Dengan latar itu, jika Ganjar Pranowo menjadi presiden, peluang Ganjar Pranowo untuk ikut kontestasi kepemimpinan PDIP setelah menjadi presiden tentulah akan semakin besar.

Saya menduga, kemungkinan itu tentu menjadi salah satu pertimbangan penting Megawati dalam menentukan capres yang diusung PDIP tahun 2024.

Karena risikonya tidak saja pada keberlanjutan kader PDIP di Istana, tapi juga keberlanjutan trah Sukarno di pucuk pimpinan partai.

Oleh karena itu pula, menurut saya, Ganjar Pranowo sangat perlu memahami konteks yang satu itu.

Kini, semuanya akan kembali kepada Ganjar Pranowo. Apa gunanya elektabilitas tinggi, jika pada ujungnya tidak memiliki partai untuk maju sebagai capres 2024.

Ganjar Pranowo bisa saja gagal menjadi capres jika tetap bertahan untuk berharap hanya dimajukan oleh PDIP, meskipun semua lembaga survei menempatkannya di posisi teratas.

Situasi berbeda tentu dialami Puan. Meskipun hasil survei Puan terbilang sangat kecil, Puan tetap bisa maju menjadi capres atau cawapres, karena sudah mengantongi dukungan partai sebagaimana amanat UU Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bahwa pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dengan kata lain, Puan secara politik praktis sudah berada di depan Ganjar Pranowo satu langkah.

Untuk mengimbangi itu, jika Ganjar Pranowo memang ingin serius maju pada laga 2024, tidak ada cara lain selain mulai fokus pada penguatan infrastruktur politik.

Pilihan tersisa bagi Ganjar Pranowo hanya dua saat ini. Pertama, tidak maju sebagai capres dan tetap menjadi kader PDIP yang baik dengan mendukung Puan. Jika Puan menang, minimal satu kursi menteri akan di tangan.

Kedua, tetap maju sebagai capres tanpa PDIP. Ini berarti bahwa Ganjar Pranowo harus mulai mengikuti langkah Puan, yakni mulai membuka silahturahmi dengan pertai-partai di luar PDIP, mencari celah berpasangan dengan calon-calon yang mempunyai infrastruktur politik yang cukup.

Dengan kata lain, Ganjar Pranowo harus siap untuk berhadapan dengan Puan. Sungguh tidak mudah. Bahkan sangat tidak mudah bagi Ganjar. Jadi, apapun itu, semuanya kembali kepada Ganjar Pranowo sendiri.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menaiki kuda kesayangannya di sela-sela pertemuan di Kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).(Tim media Prabowo Subianto) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menaiki kuda kesayangannya di sela-sela pertemuan di Kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).
Terkait peluang, sebenarnya Ganjar Pranowo juga memiliki peluang yang cukup prospektif di luar PDIP, jika memang ingin maju pada ajang Pilpres 2024. Koalisi Indonesia Baru (KIB), secara elektoral, bisa menjadi opsi pertama Ganjar.

KIB sudah memenuhi syarat untuk mengusung satu pasangan calon, tapi sangat disayangkan, performa calon yang digadang-gadang oleh KIB di dalam survei-survei setahun terakhir sangat jauh dari harapan.

Angka raihan Airlangga Hartarto di semua survei politik sangat mengkhawatirkan, selalu di bawah 10 persen dan belum menunjukkan trend kenaikan signifikan.

Elektabilitas Ganjar Pranowo yang selalu berkilau di semua survei akan menjadi daya tarik tersendiri bagi KIB, jika Ganjar Pranowo mau menggunakan kendaraan politik itu.

Komposisi idealnya, misalnya, Ganjar-Airlangga. Secara matematika politik, perpaduan Ganjar dan KIB akan sangat potensial mengubah peta politik nasional karena ditopang perpaduan elektabilitas dan mesin politik.

Selain KIB, jika rumor soal Puan dan Anies benar adanya, maka peluang Ganjar Pranowo bergerak ke Cikeas juga sangat besar. Pemasangan Ganjar-AHY, bagaimanapun, tidak akan kalah menarik dibanding Ganjar-Airlangga.

Dan opsi lainnya, di luar kedua pilihan di atas, memadukan dua elektabilitas untuk menggaet dukungan di luar PDIP.

Misalnya Ganjar-Ridwan Kamil (RK). Keduanya, saat ini, sama-sama belum berpartai, tapi memiliki elektabilitas yang sesungguhnya cukup kuat.

Nama Ridwan Kamil juga sering muncul di dalam berbagai survei, bahkan menjadi nama paling tenar di antara nama-nama cawapres lainnya.

Jika Ganjar dan RK bisa lebih lihai bermanuver, tidak menutup kemungkinan akan menggaet beberapa partai, minimal untuk memenuhi syarat konstitusional maju pada ajang Pilpres 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com