Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Skenario Pembunuhan Munir: Dibunuh di Mobil, Disantet, hingga Diracun di Udara

Kompas.com - 16/09/2022, 14:30 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri almarhum aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir, Suciwati menceritakan empat skenario pembunuhan suaminya yang ditemukan oleh Tim Pencari Fakta.

Dalam buku yang ditulis Suci dengan tajuk "Mencintai Munir" TPF disebut menemukan dokumen yang garis besarnya memuat skenario untuk membunuh Munir.

Dokumen tersebut ditemukan menjelang akhir masa kerja kedua TPF, pertengahan tahun 2005.

"Menjelang berakhir masa kerja kedua, TPF Munir menemukan dokumen empat skenario pembunuhanmu," kata Suciwati.

Baca juga: Sulitnya Mengungkap Otak Pembunuhan Munir dan Tembok Raksasa Bernama BIN

Dia tidak menceritakan secara detail skenario yang ada.

Skenario pertama, Munir hendak dibunuh pada saat di dalam kendaraan darat seperti mobil.

Skenario kedua adalah santet atau teluh. Kemudian skenario ketiga adalah upaya membunuh Munir dengan racun ketika berada di kantor Imparsial.

"Keempat, meracunimu di pesawat," ucap Suci.

Baca juga: Suciwati Bongkar 3 Surat Bukti Keterlibatan Pejabat Garuda Indonesia dalam Pembunuhan Munir

Diketahui skenario keempat inilah yang menjadi kenyataan, Munir terbunuh di atas pesawat setelah menenggak minuman yang dicampur racun arsenik oleh Pollycarpus.

 

 

Namun, pengungkapan kasus Munir tak kunjung mendapat titik terang, meskipun TPF sudah mendapat dokumen terkait skenario pembunuhan yang digunakan.

Hambatannya adalah pemeriksaan para mantan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN) yang terlibat, salah satunya mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Baca juga: Ramai Kasus Munir Dibahas Hacker Bjorka dan Raibnya Dokumen TPF

TPF yang saat itu berulang kali memanggil Hendropriyono mengalami penolakan berkali-kali.

Bahkan suara Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai presiden pun tak memiliki kekuatan untuk menghadirkan Hendropriyono dalam pemeriksaan.

"Ketika diberitahu mengenai kekecewaan Presiden atas sikapnya yang tidak kooperatif, Hendropriyono tidak terkejut," kata Suciwati.

"Saya dengar dari media massa, Presiden kecewa. Saya tidak percaya Presiden kecewa karena dia dulu pernah jadi staf dan asisten saya di Kodam Jaya," kata Suci menirukan pengakuan Hendropriyono dalam sebuah wawancara di media masa.

Baca juga: KASUM Sebut 5 Nama Diduga Aktor Pembunuhan Aktivis HAM Munir, Salah Satunya AM Hendropriyono

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com