JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyayangkan masih banyak aktivis atau pembela HAM yang mendapat serangan fisik maupun digital.
Hal tersebut disampaikan Komisioner Komnas HAM bidang Mediasi Hairansyah melalui keterangan video, Rabu (7/9/2022) dalam peringatan hari perlindungan HAM
"Pembela hak asasi manusia, atau yang sering disebut human right defender memiliki peran yang penting dan strategis dalam kemajuan, perlindungan dan penegakan HAM," kata Hairansyah.
Baca juga: Komnas HAM Mengaku Belum Diberi Akses Temui 6 TNI Tersangka Mutilasi, Ini Jawaban Pangdam
"Namun, ironisnya bahwa sampai saat ini serangan baik fisik maupun digital pada pembela HAM masih sering terjadi," imbuh dia.
Untuk itu, dia mendorong agar pemerintah untuk membuat kebijakan yang mampu melindungi para pembela HAM.
Komnas HAM juga meminta agar semua pihak ikut memberikan perlindungan bagi para pembela HAM
"Untuk itu diperlukan perlindungan yang maksimal oleh semua pihak, terutama oleh negara baik melalui kebijakan maupun tindakan agar peran pembela HAM ini bisa dijalankan dengan baik dan maksimal," papar dia.
Baca juga: Isi Laporan PBB tentang Pelanggaran HAM China terhadap Uighur di Xinjiang
Hairansyah mengatakan, catatan Komnas HAM dari tahun 2020-2021 ada 44 serangan dari para pembela HAM baik secara fisik maupun digital.
Kondisi serangan ini, kata dia, membuat para pembela HAM sangat rentan terhadap kekerasan di Indonesia.
"Untuk itu kami mengajak semua pihak terutama negara untuk berperan aktif melakukan proses perlindungan dan kemajuan terhadap peran pembela HAM," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.