Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kecelakaan Maut di Bekasi, Kemenhub Diminta Tinjau Ulang Jam Operasional Truk Besar

Kompas.com - 01/09/2022, 15:41 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar meminta agar Kementerian Perhubungan dapat meninjau ulang jam operasional truk besar. 

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyampaikan hal tersebut buntut peristiwa tabrakan maut truk besar di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022), yang mengakibatkan 30 orang menjadi korban.

Dari jumlah tersebut, sepuluh orang meninggal dunia yang terdiri atas enam orang dewasa dan empat orang anak-anak. Sementara korban lainnya masih menjalani perawatan.

Baca juga: 2 Kecelakaan Maut di Bekasi dalam 45 Hari, Menewaskan 21 Korban Jiwa

"Jadi saya minta pemerintah, Kemenhub dan pihak terkait segera mengevaluasi jam operasional truk besar, terutama di kawasan padat," kata Muhaimin dalam keterangannya, Kamis (1/9/2022).

Ia mengusulkan agar operasionalisasi truk besar dibatasi waktunya antara pukul 22.00 hingga 05.00. Sebab, pada jam tersebut aktivitas warga relatif sepi.

"Coba misalnya jam operasionalnya diatur malam. Saya kira ini bisa dipertimbangkan, disamping pengecekan kondisi truk secara berkala," lanjut dia.

Usulan pengaturan jam operasionalisasi truk besar ini bukan tanpa alasan. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir kasus kecelakaan yang melibatkan truk besar cukup masif.

Baca juga: Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bekasi

Sebelumnya pada 18 Juli 2022 terjadi kecelakaan antara truk Pertamina dengan sejumlah kendaraan bermotor di Jalan Alternatif Cibubur arah Cileungsi. Dari hasil pendalaman Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan maut yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia itu terjadi karena sopir gagal mengerem lantaran kontur jalan yang menurun.

Sementara itu pada 21 Januari 2022 terjadi kecelakaan truk tronton di Simpang Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Truk yang diketahui mengangkut kontainer 20 fit itu menabrak 20 kendaraan, yang terdiri atas 14 motor dan enam mobil.

Kecelakaan itu diduga akibat truk tronton mengalami rem blong. Akibat kecelakaan tersebut 17 orang menjadi korban, terdiri atas empat orang meninggal dunia, satu orang kritis, tiga orang harus operasi patah tulang, dan lima orang luka ringan. Sementara, empat korban lainnya menjalani perawatan di RS.

Baca juga: Abdul, Korban Kecelakaan Truk Bekasi Sempat Tak Mau Berangkat Sekolah di Hari Itu...

"Ingatan kita tentu belum kering saat kecelakaan yang melibatkan truk besar di Balikpapan, lalu di Cibubur, ini kejadian lagi di Bekasi. Banyak nyawa nggak berdosa melayang lho. Ini tentu warning untuk kita semua, untuk pemerintah, pemilik truk dan para supir," ucap Ketua Umum PKB itu.

Sebelumnya diberitakan, truk kontainer menabrak tiang hingga halte yang tengah dipenuhi anak SD di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru I dan II, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu.

Akibatnya, 30 orang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, 10 di antaranya meninggal dunia.

"Jadi, korban keseluruhan ada 30 orang, yang meninggal ada 10 orang. Anak sekolah ada 20 orang, dan yang sudah meninggal tadi anak sekolahnya ada 7 orang," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Latif Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com