Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Mahfud MD Sebut Ferdy Sambo Sempat Panggil Kompolnas dan Komnas HAM | Anggota DPR Soroti Gaya Hidup Anak Buah Sambo

Kompas.com - 23/08/2022, 06:11 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam rapat kerja bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal Irjen Ferdy Sambo yang pernah memanggil petinggi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menjadi berita terpopuler pada Senin (22/8/2022).

Selain itu, berita tentang pernyataan anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan terkait kebiasaan mantan Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri Brigjen Hendra Kurniawan yang kerap gonta-ganti mobil bertengger di posisi kedua berita terpopuler.

1. Mahfud MD: Ferdy Sambo Sempat Panggil Petinggi Kompolnas dan Komnas HAM untuk Ikuti Skenario

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, Ferdy Sambo sempat memanggil para petinggi Kompolnas dan Komnas HAM saat berita kematian Brigadir J dirilis kepolisian.

Ferdy Sambo memanggil petinggi Kompolnas dan Komnas HAM, kata Mahfud, agar skenario tembak-menembak di rumah dinasnya bisa berjalan mulus.

"Katanya udah ada yang dipanggil dan diarahkan untuk jawab itu (sesuai skenario Ferdy Sambo)," kata Mahfud dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, di Gedung Nusantara II Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022). Mahfud kemudian menyakan langsung isu tersebut kepada petinggi Kompolnas dan Komnas HAM.

Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengaku pernah dipanggil oleh Ferdy Sambo dan mendapat cerita tentang pelecehan seksual yang diduga dialami istrinya.

"Kata Bu Poengky, 'itu saya dipanggil oleh Pak Ferdy Sambo,' terus? 'ya dia nangis aja bilang ke saya, Mbak Poengky saya ini dizolimi, istri saya dilecehkan, kalau saya ada di sana saya tembak sendiri dia', kata mbak Poengky," ujar Mahfud menirukan pengakuan Poengky.

Setelah pengakuan Poengky, Mahfud kembali menanyakan apakah ada yang turut dipanggil oleh Ferdy Sambo.

Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan dan Pemantauan M Choirul Anam mengaku turut hadir saat dipanggil Ferdy Sambo.

Saat ditanya Mahfud MD, Anam menegaskan Komnas HAM tidak terpengaruh terhadap cerita yang lontarkan Ferdy Sambo.

Baca juga: LPSK Anggap Tak Wajar Video CCTV Perjalanan Ferdy Sambo dari Polisi, Sudah Diberikan Backsound

"Ketika saya bertemu Pak Anam, sama ceritanya (seperti Poengky). 'Pak saya betul-betul bertemu dengan Pak Sambo tapi saya tidak berpengaruh sama sekali, saya tetap profesional'," tutur Mahfud mengulang percakapannya dengan Anam.

Secara garis besar, Ferdy Sambo mengulang-ulang ceritanya bahwa dia dizolimi dan istrinya mendapat pelecehan seksual.

"'Saya ini dianiaya,' begitu (cerita Sambo) bolak-balik, nggak dijelaskan apa-apa hanya bilang dianiaya, dizolimi, istri saya dilecehkan," ucap Mahfud mengulang keterangan Choirul Anam.

Adapun rapat Komisi III DPR-RI bersama Menko Polhukam tersebut dalam rangka pendalaman kasus Brigadir J yang menjadi perhatian masyarakat. Selain Mahfud MD, petinggi Komnas HAM dan Kompolnas juga ikut dipanggil dalam rapat itu.

Pantauan Kompas.com, Sekretaris Kompolnas Benny Mamoto, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) Hasto Atmojo turut hadir rapat.

Informasi terakhir, polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus pembunuhan berencana terhadap brigadir J.

Lima tersangka yang ditetapkan yaitu Ferdy Sambo sebagai dalang utama, Bripka Ricky Rizal atau RR dan Bharada E atau Richard Eliezer yang berstatus sebagai ajudan Ferdy Sambo dan Kuwat Maruf sopir keluarga Ferdy Sambo.

Tersangka kelima yaitu istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang disebut hadir di lokasi pembunuhan Brigadir J.

Baca juga: Timsus Akan Periksa Istri Irjen Ferdy Sambo sebagai Tersangka Pekan Ini

Lima tersangka ini dikenakan pasal 340 terkait pembunuhan berencana dengan ancaman pidana hukuman mati atau penjara seumur hidup.

2. Ketika Anggota Komisi III Singgung Gaya Hidup Brigjen Hendra Kurniawan Eks Karo Paminal...

Arteria Dahlan, Deputi Penerangan Masyarakat untuk Satgas Covid-19 DPR RI memberikan keterangan pers terkait tiga aksi nyata Satgas Covid-19, Minggu (19/4/2020)Dok. Humas DPR Arteria Dahlan, Deputi Penerangan Masyarakat untuk Satgas Covid-19 DPR RI memberikan keterangan pers terkait tiga aksi nyata Satgas Covid-19, Minggu (19/4/2020)

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI-P Arteria Dahlan menyinggung gaya hidup mantan Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang kerap berganti mobil.

Adapun Hendra adalah salah satu polisi yang dicopot dari jabatannya karena terkait penanganan kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kini, Hendra dimutasi menjadi perwira tinggi Pelayanan Markas Polri.

Arteria pun mempertanyakan fungsi pengawasan yang Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) atas temuan tersebut.

Awalnya, Arteria mengatakan, banyak polisi baik di Polri. Namun, orang baik itu bisa menjadi tidak baik.

"Orang yang antik malah dapat privilege. Ini yang kita coba melakukan penertiban saat ini. Saya percaya betul Pak Kapolri berani untuk itu," ujar Arteria di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Baca juga: LPSK Sebut Sempat Diminta Pakai Hasil Asesmen Psikolog Istri Ferdy Sambo

Arteria kemudian menyinggung gaya hidup mewah Brigjen Pol Hendra Kurniawan. Padahal, kata Arteria, Hendra saat masih menjabat Karo Paminal seharusnya menjaga integritas Polri.

"Kompolnas sikapnya seperti apa selama ini? Ini hanya bagian-bagian kecil, nanti saya bisa ngomongin satu-satu," tuturnya.

"Contoh lah, ini kasat mata. Kita tidak bisa masuk person, akhirnya saya ngomong person. Set, masuk, mobilnya apa, taro lagi, taro lagi. Ini sudah di luar daripada seorang karo di Mabes polri. Selama ini halal, Pak," sambung Arteria.

Arteria menyentil kegiatan pengawasan yang selama ini Kompolnas lakukan. Dia bertanya mengenai apa saja yang Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto lakukan selama ini.

Selain itu, dia juga mempertanyakan posisi yang mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian duduki di dalam Kompolnas.

"Prof (Mahfud) yang ajarkan saya, 'Arteria harus berani berkata benar'. Prof yang ajari, saya ingat betul. Kami ingin sampaikan kalau mau dibahas, ya bahas jangan sampai jadi kanker stadium empat. Kita enggak bisa lagi menyelamatkan Polri, kesayangan kita semua Prof," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com