JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah figur yang mampu meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Ia menyampaikan beberapa alasannya. Pertama, keberhasilan Jokowi mengubah pandangan Prabowo.
“Jokowi mampu mengubah mindset dari Prabowo yang selama ini rival politik abadi menjadi pengagum langkah kebijakannya,” sebut Ari pada Kompas.com, Senin (15/8/2022).
Alasan kedua, Jokowi mesti mencari beberapa pilihan tokoh politik untuk menjadi penerusnya.
Baca juga: Jejak Prabowo di Tiga Pemilu Presiden: 2009, 2014, dan 2019
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut tak bisa hanya bergantung pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pasalnya, Ganjar belum mendapatkan tiket pencapresan dari PDI Perjuangan.
Situasi tersebut, lanjut Ari, nampaknya ditangkap oleh Prabowo.
“Prabowo lihai memainkan suasana kebatinan loyalis Jokowi dengan puja-puji terhadap Jokowi agar dinilai para loyalis Jokowi sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan Jokowi yang bisa dipercaya,” papar dia.
“Ia sadar di saat pendukung Jokowi belum mendapat kepastian tiket pencapresan dari Ganjar Pranowo,” ungkapnya.
Baca juga: Enggan Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Eggi Sudjana: Dia Sudah Tidak Butuh Saya
Ari juga menyampaikan alasan ketiga yaitu kontestasi Pilpres 2024 yang diprediksi bakal berlangsung sengit.
Sehingga berbagai tokoh menjajaki persaingan untuk mendapat restu Jokowi.
“Jokowi masih menjadi faktor endorse politik yang besar sehingga siapapun calon presiden yang ingin running di Pilpres 2024 butuh dukungannya,” imbuhnya.
Diketahui Prabowo telah menyatakan kembali menjadi capres Partai Gerindra untuk ketiga kalinya.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022) malam.
Baca juga: Puja Puji Prabowo untuk Jokowi: Kalau Saya Presiden, Tidak Gampang Meneruskan yang Beliau Bangun
Dalam pidato politiknya, Prabowo meminta seluruh kadernya untuk mengapresiasi kinerja Jokowi.
Ia juga mengaku tak salah pilih langkah ketika memutuskan untuk bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Sebab Jokowi mengajaknya untuk bergabung padahal keduanya bersaing pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Di situlah saya mengakui kepemimpinan, kenegarawan Pak Joko Widodo. Saya tidak tahu ilmunya apa. Saya yang tadinya lawan beliau jadikan kawan,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.