Sewajarnyalah kita sebagai individu sadar bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas di saat semakin longgarnya pembatasan.
Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya.
Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.
Memang pada saat ini case fatality rate (CFR) berdasarkan data John Hopkins data yang dapat diakses melalui https://ourworldindata.org/coronavirus#coronavirus-country-profiles, memperlihatkan tren yang semakin menurun. Saat ini berada pada level 0.29 persen (diperlihatkan oleh Gambar 4).
Tetapi, perlu diingat berdasarkan studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa varian Omicron ini memiliki tingkat kematian 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan flu yang biasanya terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, tentu sangat tidak wajar jika kita menganggap Covid-19 sudah seperti flu biasa.
Jika kasus sekarang tetap berjalan seperti keadaan sekarang, seperti yang ditunjukkan oleh garis hitam, maka tiga bulan ke depan diprediksi tren kasus infeksi mungkin tetap meningkat secara eksponensial, bahkan bisa jadi melebihi kasus infeksi yang sudah pernah terjadi.
Kejadian ini tentu bukan tidak mungkin terjadi dan terbukti di beberapa negara di dunia mengalami hal tersebut.
Memanfaatkan karateristik sub-varian saat ini yang memiliki tingkat fatalitas rendah (terbukti dengan kematian yang rendah dan tingkat rawat inap rumah sakit yang tidak mengalami kenaikan signifikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4), masyarakat perlu tetap waspada dengan menjaga kontak dengan orang lain.
Pemulihan kegiatan-kegiatan di negara Indonesia memberi salah satu harapan baru di tengah-tengah masyarakat.
Kebijakan ini menjadi satu langkah yang menandakan kita siap untuk menghadapi Covid-19 dengan lebih baik lagi.
Untuk bisa tetap berjalan, kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat sangat perlu dilakukan.
Gambar 5 pada garis hijau, ungu, dan merah, memperlihatkan skenario-skenario jika bilangan reproduksi dari kasus Covid-19 berkurang.
Kita dapat melihat penurunan kasus yang secara signifikan terjadi dalam waktu 3 bulan ke depan jika bilangan reproduksi infeksi ini bisa ditahan.
Langkah apa yang bisa dilakukan untuk menahan bilangan reproduksi infeksi ini? Tidak ada yang lain selain melakukan protokol kesehatan.
Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M) harus tetap dilakukan.
Inilah cara kita untuk mendukung pemulihan pasca-Covid-19 dengan tetap memprioritaskan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 5M sudahlah menjadi bagian dari diri kita sendiri.
Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi vaksinasi gratis.
Di mulai Januari 2021 sampai saat ini, pemerintah sangat aktif menggalakkan vaksinasi dan berulang-ulang kali mendorong masyakarat untuk ikut berpartisipasi.
Jika kita ingat lagi, sepertinya baru beberapa bulan yang lewat, syarat mengunjungi tempat-tempat keramaian harus sudah vaksinasi dosis 2. Namun, saat ini syaratnya sudah bertambah, yaitu harus memperoleh Booster vaksin 1 kali.
Hal ini sudah berlaku di pusat-pusat pembelanjaan, mal dan area wisata. Inilah salah satu cara pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk melalukan vaksinasi Covid-19.
Karena vaksinasi yang bekerja dengan cara membentuk antibodi terhadap infeksi Covid-19, tentu level antibodi ini akan semakin berkurang dengan berjalannya waktu.