Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

Analisa Data: Kemungkinan Gelombang ke-4 Pandemi Covid-19

Kompas.com - 14/08/2022, 13:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sewajarnyalah kita sebagai individu sadar bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas di saat semakin longgarnya pembatasan.

Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.

Memang pada saat ini case fatality rate (CFR) berdasarkan data John Hopkins data yang dapat diakses melalui https://ourworldindata.org/coronavirus#coronavirus-country-profiles, memperlihatkan tren yang semakin menurun. Saat ini berada pada level 0.29 persen (diperlihatkan oleh Gambar 4).

Tetapi, perlu diingat berdasarkan studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa varian Omicron ini memiliki tingkat kematian 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan flu yang biasanya terjadi.

Berdasarkan hal tersebut, tentu sangat tidak wajar jika kita menganggap Covid-19 sudah seperti flu biasa.

Case Fatality Rate Indonesia selama 2 Bulan TerakhirDr. Dimitri Mahayana Case Fatality Rate Indonesia selama 2 Bulan Terakhir
Mari kita lihat skenario dari sisi pemodelan matematika pada Gambar 5 di bawah ini.

Jika kasus sekarang tetap berjalan seperti keadaan sekarang, seperti yang ditunjukkan oleh garis hitam, maka tiga bulan ke depan diprediksi tren kasus infeksi mungkin tetap meningkat secara eksponensial, bahkan bisa jadi melebihi kasus infeksi yang sudah pernah terjadi.

Kejadian ini tentu bukan tidak mungkin terjadi dan terbukti di beberapa negara di dunia mengalami hal tersebut.

Memanfaatkan karateristik sub-varian saat ini yang memiliki tingkat fatalitas rendah (terbukti dengan kematian yang rendah dan tingkat rawat inap rumah sakit yang tidak mengalami kenaikan signifikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4), masyarakat perlu tetap waspada dengan menjaga kontak dengan orang lain.

Skenario laju kontak dengan kasus terinfeksi Covid-19Dr. Dimitri Mahayana Skenario laju kontak dengan kasus terinfeksi Covid-19
Kerjasama semua pihak

Pemulihan kegiatan-kegiatan di negara Indonesia memberi salah satu harapan baru di tengah-tengah masyarakat.

Kebijakan ini menjadi satu langkah yang menandakan kita siap untuk menghadapi Covid-19 dengan lebih baik lagi.

Untuk bisa tetap berjalan, kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat sangat perlu dilakukan.

Gambar 5 pada garis hijau, ungu, dan merah, memperlihatkan skenario-skenario jika bilangan reproduksi dari kasus Covid-19 berkurang.

Kita dapat melihat penurunan kasus yang secara signifikan terjadi dalam waktu 3 bulan ke depan jika bilangan reproduksi infeksi ini bisa ditahan.

Langkah apa yang bisa dilakukan untuk menahan bilangan reproduksi infeksi ini? Tidak ada yang lain selain melakukan protokol kesehatan.

Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M) harus tetap dilakukan.

Inilah cara kita untuk mendukung pemulihan pasca-Covid-19 dengan tetap memprioritaskan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 5M sudahlah menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi vaksinasi gratis.

Di mulai Januari 2021 sampai saat ini, pemerintah sangat aktif menggalakkan vaksinasi dan berulang-ulang kali mendorong masyakarat untuk ikut berpartisipasi.

Jika kita ingat lagi, sepertinya baru beberapa bulan yang lewat, syarat mengunjungi tempat-tempat keramaian harus sudah vaksinasi dosis 2. Namun, saat ini syaratnya sudah bertambah, yaitu harus memperoleh Booster vaksin 1 kali.

Hal ini sudah berlaku di pusat-pusat pembelanjaan, mal dan area wisata. Inilah salah satu cara pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk melalukan vaksinasi Covid-19.

Karena vaksinasi yang bekerja dengan cara membentuk antibodi terhadap infeksi Covid-19, tentu level antibodi ini akan semakin berkurang dengan berjalannya waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com