Salin Artikel

Analisa Data: Kemungkinan Gelombang ke-4 Pandemi Covid-19

Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, data dari berbagai wilayah di dunia memperlihatkan tren kenaikan dengan wilayah Amerika menempati posisi tertinggi kasus terinfeksi diikuti oleh Eropa.

Menariknya, dari data di bawah ini terlihat peringkat kasus Asia Tenggara terus mengalami penurunan sejak varian Delta (berada di urutan ke 3) sampai subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sekarang berada di posisi ke 4.

Atau masih perlukah pembatasan-pembatasan yang cukup ketat dari pemerintah? Baik pembatasan di lingkungan nasional maupun internasional?

Di Indonesia tercatat pada tanggal 1 Agustus 2022, masih terdapat di atas 48.000 kasus aktif dengan kasus kematian rata-rata di atas 10 selama dua minggu terakhir.

Padahal jika dilihat dari akhir April sampai awal Juni, kasus infeksi baru terus memperlihatkan tren penurunan.

Tentu keadaan ini mendukung untuk pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal ini ditandai dengan naiknya batas maksimum kapasitas tempat-tempat publik, seperti mal dan juga transportasi umum, batas maksimal work from office (WFO) sampai mencapai 100 persen, kegiatan pembelajaran tatap muka yang sudah dimulai secara bertahap, dan juga tempat-tempat wisata mulai beroperasi secara normal.

Dengan pemulihan kegiatan masyarakat seperti ini diharapkan dampak pandemi, khususnya pada bidang ekonomi dapat dipulihkan kembali.

Namun, baru dua bulan berlangsung, keadaan Covid-19 kembali menunjukkan kenaikan kasus aktif dan membuka kembali kemungkinan terjadinya gelombang ke-4 di Indonesia.

Bahkan di beberapa negara, seperti salah satunya Jepang menunjukkan tingkat infeksi tertinggi sepanjang 2020 sampai dengan 2022 seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Kasus Jepang merupakan kasus tertinggi di dunia dalam empat minggu terakhir, diikuti oleh Amerika, Korea Selatan dan juga Vietnam.

Data di bawah memperlihatkan kasus hampir 2.5 kali dari puncak Omicron yang terjadi bulan Maret 2022. Terlebih lagi, keadaan ini belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan kasus.

Gejala varian Covid-19 sekarang yang tidak seberat varian delta sehingga menyebabkan tingkat kesembuhan lebih tinggi menjadi kabar baik yang dapat menenangkan masyarakat.

Namun, jika infeksi yang terus meningkat tentu masih tetap memberikan perasaan was-was, apalagi dengan kegiatan masyarakat yang sudah hampir pulih seperti sebelum terjadi pandemi.

Untuk menjawab kekhawatiran meningkatnya kembali kasus Covid-19 dan kekhawatiran menghindari level PPKM yang meningkat, bagaimana kita dapat menahan proses infeksi yang terjadi? Atau apakah kita hanya pasrah dengan keadaan kasus infeksi saat ini tanpa melakukan apapun?

Analisa data sains pandemi

Penulis akan melihat kasus ini dari proses pemodelan infeksi penyakit menular. Pada Gambar 1 di bawah ini, kita dapat melihat kasus aktif harian Covid selama dua bulan terkahir meningkat secara eksponensial hingga mencapai 6.483 kasus baru per harinya.

Dengan memanfaatkan model matematika penyebaran penyakit menular SIRV (susceptible-Infection-recovered-Vaccination) dan memanfaatkan informasi bahwa angka reproduksi 1.26 , penulis memperoleh data prediksi seperti diperlihatkan pada Gambar 3.

Artinya, setiap satu orang terinfeksi rata-rata menghasilkan 1.26 orang terinfeksi baru. Keadaan inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita.

Apalagi kasus ini diperoleh hanya dari orang yang melakukan tes antigen atau PCR. Kenyataannya di hampir semua tempat, tes PCR atau antigen tidaklah lagi menjadi sesuatu yang wajib dilakukan.

Bagaimana jika di lapangan ternyata terdapat kasus infeksi Covid-19 yang tidak terditeksi karena tidak melakukan tes? Apakah Covid-19 sudah bisa dianggap seperti flu biasa?

Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.

Memang pada saat ini case fatality rate (CFR) berdasarkan data John Hopkins data yang dapat diakses melalui https://ourworldindata.org/coronavirus#coronavirus-country-profiles, memperlihatkan tren yang semakin menurun. Saat ini berada pada level 0.29 persen (diperlihatkan oleh Gambar 4).

Tetapi, perlu diingat berdasarkan studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa varian Omicron ini memiliki tingkat kematian 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan flu yang biasanya terjadi.

Berdasarkan hal tersebut, tentu sangat tidak wajar jika kita menganggap Covid-19 sudah seperti flu biasa.

Jika kasus sekarang tetap berjalan seperti keadaan sekarang, seperti yang ditunjukkan oleh garis hitam, maka tiga bulan ke depan diprediksi tren kasus infeksi mungkin tetap meningkat secara eksponensial, bahkan bisa jadi melebihi kasus infeksi yang sudah pernah terjadi.

Kejadian ini tentu bukan tidak mungkin terjadi dan terbukti di beberapa negara di dunia mengalami hal tersebut.

Memanfaatkan karateristik sub-varian saat ini yang memiliki tingkat fatalitas rendah (terbukti dengan kematian yang rendah dan tingkat rawat inap rumah sakit yang tidak mengalami kenaikan signifikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4), masyarakat perlu tetap waspada dengan menjaga kontak dengan orang lain.

Kebijakan ini menjadi satu langkah yang menandakan kita siap untuk menghadapi Covid-19 dengan lebih baik lagi.

Untuk bisa tetap berjalan, kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat sangat perlu dilakukan.

Gambar 5 pada garis hijau, ungu, dan merah, memperlihatkan skenario-skenario jika bilangan reproduksi dari kasus Covid-19 berkurang.

Kita dapat melihat penurunan kasus yang secara signifikan terjadi dalam waktu 3 bulan ke depan jika bilangan reproduksi infeksi ini bisa ditahan.

Langkah apa yang bisa dilakukan untuk menahan bilangan reproduksi infeksi ini? Tidak ada yang lain selain melakukan protokol kesehatan.

Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M) harus tetap dilakukan.

Inilah cara kita untuk mendukung pemulihan pasca-Covid-19 dengan tetap memprioritaskan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 5M sudahlah menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi vaksinasi gratis.

Di mulai Januari 2021 sampai saat ini, pemerintah sangat aktif menggalakkan vaksinasi dan berulang-ulang kali mendorong masyakarat untuk ikut berpartisipasi.

Jika kita ingat lagi, sepertinya baru beberapa bulan yang lewat, syarat mengunjungi tempat-tempat keramaian harus sudah vaksinasi dosis 2. Namun, saat ini syaratnya sudah bertambah, yaitu harus memperoleh Booster vaksin 1 kali.

Hal ini sudah berlaku di pusat-pusat pembelanjaan, mal dan area wisata. Inilah salah satu cara pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk melalukan vaksinasi Covid-19.

Karena vaksinasi yang bekerja dengan cara membentuk antibodi terhadap infeksi Covid-19, tentu level antibodi ini akan semakin berkurang dengan berjalannya waktu.

Booster merupakan salah satu cara untuk tetap meningkatkan antibodi seseorang terhadap infeksi Covid-19.

Saat ini pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi ke-4 (Booster ke-2) dan sudah diberikan kepada nakes, garda terdepan dalam menghadapi Covid-19.

Mari kita lihat skenario-skenario yang mungkin terjadi dengan laju vaksinasi booster yang berbeda yang diberikan pada Gambar 6.

Garis hitam memperlihatkan laju vaksinasi booter yang paling kecil, yaitu dengan rata-rata 2.18 persen dari masyarakat memperoleh booster vaksinasi Covid-19.

Skenario ini memperlihatkan laju tersebut masih jauh kalah dengan cepatnya proses infeksi yang terjadi.

Walaupun booster tetap dilakukan, tetapi karena pemberian booster yang masih kurang cepat dibandingkan infeksi Covid-19 itu sendiri, terlihat bahwa infeksi Covid-19 mengalami kenaikan sangat pesat dalam tiga bulan ke dapan.

Bahkan membuka peluang adanya penambahan kasus baru mencapai ratusan ribu kasus dalam satu hari.

Skenario 1 sampai Skenario 4 memperlihatkan gambaran jika laju vaksinasi semakin dipercepat, artinya semakin banyak masyarakat memperoleh Booster dan waktu yang dibutuhkan dalam mencapai target booster juga semakin cepat.

Skenario 1 sampai 4 (garis biru sampai garis merah) menunjukkan penambahan kasus harian Covid-19 yang semakin menurun.

Bahkan, di garis ungu, hijau, dan merah menyajikan penurunan kasus baru Covid-19 secara langsung jika rata-rata 4,18 persen sampai 5,58 persen penduduk Indonesia bisa memperoleh booster vaksin setiap harinya.

Data Indonesia menunjukkan baru hanya sekitar 57 juta penduduk yang sudah memperoleh vaksinasi ke-3 dengan target 208 juta penduduk.

Artinya, hanya 25 persen dari target yang sudah diberikan. Padahal vaksinasi ke-3 sudah dapat diperoleh masyarakat sejak awal tahun 2022.

Berarti rata-rata hanya 1,3 persen dari masyarakat yang setiap harinya memperoleh vaksinasi ke-3 sepanjang tahun 2022. Masih jauh sekali dari kata cukup dan cepat.

Situasi saat ini menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya pemerintah. Pemulihan pasca-Covid-19 dapat cepat dilakukan secara terus-menerus jika kita sebagai masyarakat juga mau bekerja sama.

Pemerintah sudah banyak mengeluarkan kebijakan untuk mencegah atau menahan penularan infeksi Covid. Kita sebagai masyarakat adalah tangan dan kaki yang bekerja untuk meneruskan kebijakan tersebut.

Pertama, cara yang paling mudah adalah melakukan protokol kesehatan 5M menjadi bagian dari diri kita sendiri. Kedua, mari dukung program pemerintah untuk mencapai target vaksinasi.

Masyarakat sudah disediakan portal-portal yang dapat dikunjungi untuk melihat tempat vaksinasi terdekat. Mari kita ikuti program pemerintah tersebut.

Perlu diingat bahwa situasi saat ini masih mungkin menimbulkan varian atau sub-varian baru dari Covid-19.

Dengan kata lain, jika varian atau sub-varian baru muncul maka gelombang kasus baru juga masih mempunyai peluang untuk terjadi.

Kesehatan dan kesuksesan diberlakunya pelonggaran kegiatan masyarakat merupakan tanggung jawab kita bersama.

Mari tetap melakukan protokol kesehatan dengan menjalankan 5M dan juga menyukseskan vaksinasi. Semoga Tuhan YME menghantarkan seluruh doa dan ikhtiar kita dalam mengubah pandemi menjadi endemi. 

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/14/13410471/analisa-data-kemungkinan-gelombang-ke-4-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke