Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

Analisa Data: Kemungkinan Gelombang ke-4 Pandemi Covid-19

Kompas.com - 14/08/2022, 13:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEPERTINYA infeksi Covid-19 belum juga berpindah status dari pandemi menjadi endemik. Kasus-kasus terkonfirmasi positif virus SARS-CoV-2 memasuki babak baru semenjak awal Juli 2022, di hampir semua negara di dunia.

Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, data dari berbagai wilayah di dunia memperlihatkan tren kenaikan dengan wilayah Amerika menempati posisi tertinggi kasus terinfeksi diikuti oleh Eropa.

Menariknya, dari data di bawah ini terlihat peringkat kasus Asia Tenggara terus mengalami penurunan sejak varian Delta (berada di urutan ke 3) sampai subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sekarang berada di posisi ke 4.

Kasus aktif harian Covid-19 di duniaDr. Dimitri Mahayana Kasus aktif harian Covid-19 di dunia
Tentu hal ini masih menimbulkan kecemasan dan mempertanyakan apakah kebijakan-kebijakan pemulihan kegiatan yang sedang berjalan saat ini sudah tepat?

Atau masih perlukah pembatasan-pembatasan yang cukup ketat dari pemerintah? Baik pembatasan di lingkungan nasional maupun internasional?

Di Indonesia tercatat pada tanggal 1 Agustus 2022, masih terdapat di atas 48.000 kasus aktif dengan kasus kematian rata-rata di atas 10 selama dua minggu terakhir.

Padahal jika dilihat dari akhir April sampai awal Juni, kasus infeksi baru terus memperlihatkan tren penurunan.

Tentu keadaan ini mendukung untuk pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal ini ditandai dengan naiknya batas maksimum kapasitas tempat-tempat publik, seperti mal dan juga transportasi umum, batas maksimal work from office (WFO) sampai mencapai 100 persen, kegiatan pembelajaran tatap muka yang sudah dimulai secara bertahap, dan juga tempat-tempat wisata mulai beroperasi secara normal.

Dengan pemulihan kegiatan masyarakat seperti ini diharapkan dampak pandemi, khususnya pada bidang ekonomi dapat dipulihkan kembali.

Namun, baru dua bulan berlangsung, keadaan Covid-19 kembali menunjukkan kenaikan kasus aktif dan membuka kembali kemungkinan terjadinya gelombang ke-4 di Indonesia.

Bahkan di beberapa negara, seperti salah satunya Jepang menunjukkan tingkat infeksi tertinggi sepanjang 2020 sampai dengan 2022 seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Kasus Jepang merupakan kasus tertinggi di dunia dalam empat minggu terakhir, diikuti oleh Amerika, Korea Selatan dan juga Vietnam.

Data di bawah memperlihatkan kasus hampir 2.5 kali dari puncak Omicron yang terjadi bulan Maret 2022. Terlebih lagi, keadaan ini belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan kasus.

Kasus aktif harian Covid-19 di JepangDr. Dimitri Mahayana Kasus aktif harian Covid-19 di Jepang
Keadaan yang belum pasti seperti ini pasti menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Gejala varian Covid-19 sekarang yang tidak seberat varian delta sehingga menyebabkan tingkat kesembuhan lebih tinggi menjadi kabar baik yang dapat menenangkan masyarakat.

Namun, jika infeksi yang terus meningkat tentu masih tetap memberikan perasaan was-was, apalagi dengan kegiatan masyarakat yang sudah hampir pulih seperti sebelum terjadi pandemi.

Untuk menjawab kekhawatiran meningkatnya kembali kasus Covid-19 dan kekhawatiran menghindari level PPKM yang meningkat, bagaimana kita dapat menahan proses infeksi yang terjadi? Atau apakah kita hanya pasrah dengan keadaan kasus infeksi saat ini tanpa melakukan apapun?

Analisa data sains pandemi

Penulis akan melihat kasus ini dari proses pemodelan infeksi penyakit menular. Pada Gambar 1 di bawah ini, kita dapat melihat kasus aktif harian Covid selama dua bulan terkahir meningkat secara eksponensial hingga mencapai 6.483 kasus baru per harinya.

Dengan memanfaatkan model matematika penyebaran penyakit menular SIRV (susceptible-Infection-recovered-Vaccination) dan memanfaatkan informasi bahwa angka reproduksi 1.26 , penulis memperoleh data prediksi seperti diperlihatkan pada Gambar 3.

Artinya, setiap satu orang terinfeksi rata-rata menghasilkan 1.26 orang terinfeksi baru. Keadaan inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita.

Apalagi kasus ini diperoleh hanya dari orang yang melakukan tes antigen atau PCR. Kenyataannya di hampir semua tempat, tes PCR atau antigen tidaklah lagi menjadi sesuatu yang wajib dilakukan.

Bagaimana jika di lapangan ternyata terdapat kasus infeksi Covid-19 yang tidak terditeksi karena tidak melakukan tes? Apakah Covid-19 sudah bisa dianggap seperti flu biasa?

Kasus Aktif Harian Covid-19 di IndonesiaDr. Dimitri Mahayana Kasus Aktif Harian Covid-19 di Indonesia
Sewajarnyalah kita sebagai individu sadar bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas di saat semakin longgarnya pembatasan.

Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.

Memang pada saat ini case fatality rate (CFR) berdasarkan data John Hopkins data yang dapat diakses melalui https://ourworldindata.org/coronavirus#coronavirus-country-profiles, memperlihatkan tren yang semakin menurun. Saat ini berada pada level 0.29 persen (diperlihatkan oleh Gambar 4).

Tetapi, perlu diingat berdasarkan studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa varian Omicron ini memiliki tingkat kematian 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan flu yang biasanya terjadi.

Berdasarkan hal tersebut, tentu sangat tidak wajar jika kita menganggap Covid-19 sudah seperti flu biasa.

Case Fatality Rate Indonesia selama 2 Bulan TerakhirDr. Dimitri Mahayana Case Fatality Rate Indonesia selama 2 Bulan Terakhir
Mari kita lihat skenario dari sisi pemodelan matematika pada Gambar 5 di bawah ini.

Jika kasus sekarang tetap berjalan seperti keadaan sekarang, seperti yang ditunjukkan oleh garis hitam, maka tiga bulan ke depan diprediksi tren kasus infeksi mungkin tetap meningkat secara eksponensial, bahkan bisa jadi melebihi kasus infeksi yang sudah pernah terjadi.

Kejadian ini tentu bukan tidak mungkin terjadi dan terbukti di beberapa negara di dunia mengalami hal tersebut.

Memanfaatkan karateristik sub-varian saat ini yang memiliki tingkat fatalitas rendah (terbukti dengan kematian yang rendah dan tingkat rawat inap rumah sakit yang tidak mengalami kenaikan signifikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4), masyarakat perlu tetap waspada dengan menjaga kontak dengan orang lain.

Skenario laju kontak dengan kasus terinfeksi Covid-19Dr. Dimitri Mahayana Skenario laju kontak dengan kasus terinfeksi Covid-19
Kerjasama semua pihak

Pemulihan kegiatan-kegiatan di negara Indonesia memberi salah satu harapan baru di tengah-tengah masyarakat.

Kebijakan ini menjadi satu langkah yang menandakan kita siap untuk menghadapi Covid-19 dengan lebih baik lagi.

Untuk bisa tetap berjalan, kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat sangat perlu dilakukan.

Gambar 5 pada garis hijau, ungu, dan merah, memperlihatkan skenario-skenario jika bilangan reproduksi dari kasus Covid-19 berkurang.

Kita dapat melihat penurunan kasus yang secara signifikan terjadi dalam waktu 3 bulan ke depan jika bilangan reproduksi infeksi ini bisa ditahan.

Langkah apa yang bisa dilakukan untuk menahan bilangan reproduksi infeksi ini? Tidak ada yang lain selain melakukan protokol kesehatan.

Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M) harus tetap dilakukan.

Inilah cara kita untuk mendukung pemulihan pasca-Covid-19 dengan tetap memprioritaskan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 5M sudahlah menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi vaksinasi gratis.

Di mulai Januari 2021 sampai saat ini, pemerintah sangat aktif menggalakkan vaksinasi dan berulang-ulang kali mendorong masyakarat untuk ikut berpartisipasi.

Jika kita ingat lagi, sepertinya baru beberapa bulan yang lewat, syarat mengunjungi tempat-tempat keramaian harus sudah vaksinasi dosis 2. Namun, saat ini syaratnya sudah bertambah, yaitu harus memperoleh Booster vaksin 1 kali.

Hal ini sudah berlaku di pusat-pusat pembelanjaan, mal dan area wisata. Inilah salah satu cara pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk melalukan vaksinasi Covid-19.

Karena vaksinasi yang bekerja dengan cara membentuk antibodi terhadap infeksi Covid-19, tentu level antibodi ini akan semakin berkurang dengan berjalannya waktu.

Booster merupakan salah satu cara untuk tetap meningkatkan antibodi seseorang terhadap infeksi Covid-19.

Saat ini pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi ke-4 (Booster ke-2) dan sudah diberikan kepada nakes, garda terdepan dalam menghadapi Covid-19.

Mari kita lihat skenario-skenario yang mungkin terjadi dengan laju vaksinasi booster yang berbeda yang diberikan pada Gambar 6.

Skenario kasus aktif harian Covid-19 dengan laju vaksinasi BoosterDr. Dimitri Mahayana Skenario kasus aktif harian Covid-19 dengan laju vaksinasi Booster
Gambar 6 memperlihatkan gambaran yang mungkin terjadi dengan rata-rata laju pemberian vaksinasi booster setiap hari yang berbeda.

Garis hitam memperlihatkan laju vaksinasi booter yang paling kecil, yaitu dengan rata-rata 2.18 persen dari masyarakat memperoleh booster vaksinasi Covid-19.

Skenario ini memperlihatkan laju tersebut masih jauh kalah dengan cepatnya proses infeksi yang terjadi.

Walaupun booster tetap dilakukan, tetapi karena pemberian booster yang masih kurang cepat dibandingkan infeksi Covid-19 itu sendiri, terlihat bahwa infeksi Covid-19 mengalami kenaikan sangat pesat dalam tiga bulan ke dapan.

Bahkan membuka peluang adanya penambahan kasus baru mencapai ratusan ribu kasus dalam satu hari.

Skenario 1 sampai Skenario 4 memperlihatkan gambaran jika laju vaksinasi semakin dipercepat, artinya semakin banyak masyarakat memperoleh Booster dan waktu yang dibutuhkan dalam mencapai target booster juga semakin cepat.

Skenario 1 sampai 4 (garis biru sampai garis merah) menunjukkan penambahan kasus harian Covid-19 yang semakin menurun.

Bahkan, di garis ungu, hijau, dan merah menyajikan penurunan kasus baru Covid-19 secara langsung jika rata-rata 4,18 persen sampai 5,58 persen penduduk Indonesia bisa memperoleh booster vaksin setiap harinya.

Data Indonesia menunjukkan baru hanya sekitar 57 juta penduduk yang sudah memperoleh vaksinasi ke-3 dengan target 208 juta penduduk.

Artinya, hanya 25 persen dari target yang sudah diberikan. Padahal vaksinasi ke-3 sudah dapat diperoleh masyarakat sejak awal tahun 2022.

Berarti rata-rata hanya 1,3 persen dari masyarakat yang setiap harinya memperoleh vaksinasi ke-3 sepanjang tahun 2022. Masih jauh sekali dari kata cukup dan cepat.

Situasi saat ini menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya pemerintah. Pemulihan pasca-Covid-19 dapat cepat dilakukan secara terus-menerus jika kita sebagai masyarakat juga mau bekerja sama.

Pemerintah sudah banyak mengeluarkan kebijakan untuk mencegah atau menahan penularan infeksi Covid. Kita sebagai masyarakat adalah tangan dan kaki yang bekerja untuk meneruskan kebijakan tersebut.

Pertama, cara yang paling mudah adalah melakukan protokol kesehatan 5M menjadi bagian dari diri kita sendiri. Kedua, mari dukung program pemerintah untuk mencapai target vaksinasi.

Masyarakat sudah disediakan portal-portal yang dapat dikunjungi untuk melihat tempat vaksinasi terdekat. Mari kita ikuti program pemerintah tersebut.

Perlu diingat bahwa situasi saat ini masih mungkin menimbulkan varian atau sub-varian baru dari Covid-19.

Dengan kata lain, jika varian atau sub-varian baru muncul maka gelombang kasus baru juga masih mempunyai peluang untuk terjadi.

Kesehatan dan kesuksesan diberlakunya pelonggaran kegiatan masyarakat merupakan tanggung jawab kita bersama.

Mari tetap melakukan protokol kesehatan dengan menjalankan 5M dan juga menyukseskan vaksinasi. Semoga Tuhan YME menghantarkan seluruh doa dan ikhtiar kita dalam mengubah pandemi menjadi endemi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com