JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah mengupayakan agar Indonesia tidak hanya bergantung pada beras sebagai bahan pangan utama.
Untuk itu, kata Jokowi, pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi bahan pangan, seperti jagung dan sorgum.
"Diversifikasi pangan, hati-hati, kita tidak hanya bergantung pada beras tetapi harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya," kata Jokowi dikutip dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (14/8/2022).
Baca juga: RI Terima Penghargaan Swasembada Beras, Jokowi Berterima Kasih pada Petani
Jokowi mengungkapkan, peningkatan produksi jagung dan sorgum sudah mulai direalisasikan.
Misalnya, di Waingapu, Nusa Tenggara Timur, produksi sorgum mulai dikembangkan.
"Kemudian di beberapa provinsi, jagung yang dulu tujuh tahun yang lalu kita harus impor 3,5 juta ton jagung. Hari ini kita hanya impor kira-kira 800.000. Ini juga lompatan yang sangat besar sekali," ujarnya.
Atas hal tersebut, Kepala Negara berharap pemerintah bisa fokus mengembangkan produksi jagung ke depannya.
Sehingga, harapannya adalah Indonesia tidak lagi mengimpor jagung dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Baca juga: Jokowi Targetkan Bangun 61 Bendungan dan 4.500 Embung hingga 2024
"Kita harapkan kita terus menerus konsentrasi ke sana, Insya Allah kita tidak impor jagung lagi dalam dua sampai tiga tahun mendatang. Seperti beras yang sudah tiga tahun kita tidak impor," jelas Jokowi.
Ia menegaskan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi.
Selain itu, pemerintah juga menjamin ketercukupan pangan dalam negeri, sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia.
Baca juga: Pemerintah Bakal Buka 86.000 Lahan Baru Jagung di 6 Provinsi
Diberitakan sebelumnya, dalam rapat terbatas kabinet pada Senin (1/8/2022), Jokowi mendorong jajarannya untuk meningkatkan produksi jagung nasional dari hulu hingga hilir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah upaya yang akan dilakukan pemerintah antara lain membuka lahan baru di sejumlah daerah, intensifikasi, ekstensifikasi, serta pemasarannya.
"(Pemerintah) akan meningkatkan produksi jagung nasional di daerah yang dimintakan baru, yaitu Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara dengan total luas lahan 141 ribu hektare dan 86 ribu (hektare) merupakan lahan baru," kata Airlangga.
Airlangga menuturkan, Jokowi juga mengarahkan agar produksi jagung ditingkatkan, salah satunya dengan mendorong bibit hasil rekayasa genetik maupun hibrida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.