Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra Baik KPK Rendah, Pengamat: Diserang dari Luar dan Dalam

Kompas.com - 09/08/2022, 18:19 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Kajian Anti Karupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman menyebut kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memburuk karena lembaga itu diserang dari luar dan dalam.

Menurut Zaenur, merosotnya citra KPK sudah didesain sejak awal. Salah satu momentum yang paling mempengaruhi kinerja KPK adalah saat revisi Undang-Undang KPK disahkan pada 2019.

Hal ini Zaenur sampaikan dalam menanggapi hasil survei Litbang Kompas yang menyebut citra baik KPK berada di titik paling buruk dalam lima tahun terakhir.

“Yang paling telak adalah ketika Revisi Undang-Undang KPK lalu melalui Undang-Undang 19 Tahun 2019,” kata Zaenur saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Citra KPK yang Tak Seperti Dulu Lagi...

Zaenur mengatakan, revisi undang-undang tersebut membuat KPK kehilangan banyak kewenangan strategis terkait pemberantasan korupsi.

Menurut dia, revisi tersebut merupakan bentuk pelemahan KPK dari luar. Perubahan undang-undang itu dilakukan oleh DPR dan pemerintah.

Sementara itu, pelemahan dari dalam adalah saat nama-nama yang dinilai kontroversial terpilih sebagai komisioner KPK, salah satunya adalah Firli Bahuri yang kemudian terpilih menjadi Ketua KPK.

“Firli Bahuri itu sejak awal punya catatan etik karena melakukan pelanggaran etik ketika menjabat Deputi Penindakan di KPK, itu malah justru terpilih dan dijadikan ketua,” ujar Zaenur.

Terus dirundung masalah

Menurut pakar hukum UGM itu, karena dua hal tersebut KPK terus menerus dirundung masalah yang membuat citra lembaga ini di mata publik memburuk.

Baca juga: ICW Catat 22 Jaksa Terjerat Korupsi Lima Tahun Terakhir

Revisi UU tersebut menimbulkan keributan di internal KPK. Firli Bahuri Cs kemudian memecat penyidik terbaik dan pegawai KPK lainnya melalui tes wawasan kebangsaan (TWK).

“Pembentuk undang-undang sudah tahu akan seperti apa KPK ke depan,” kata Zaenur.

“Apa akibatnya? Akibatnya kinerja KPK buruk dalam pencegahan dan penindakan. Apa buktinya? Tidak ada kasus strategis, capaian indeks persepsi korupsi juga buruk,” ucap dia.

Survei Litbang Kompas periode Juli 2022 mengungkap, citra baik KPK merosot hingga di angka 57 persen. Angka ini merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, survei tersebut mengungkap bahwa kepercayaan publik bahwa KPK dipimpin oleh orang-orang yang bebas korupsi mulai luntur.

“Sebanyak 62,6 persen responden mulai tidak percaya bahwa KPK dipimpin oleh orang-orang yang bersih dari korupsi,” kata Rangga sebagaimana dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (8/8/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com