Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Sengkarut Dunia Islam di Ranah Kemanusiaan

Kompas.com - 05/08/2022, 12:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Islam yang sejatinya mengusung prinsip kesetaraan derajat, tersisih ke tubir peradaban ketika agama baru ini tiba di Baghdad, Andalusia, dan Konstantinopel.

Komodifikasi serta politisasi agama tersebut, juga terulang lagi ketika Dinasti Safawiyah masuk ke Persia dengan Syi’ah-nya.

Padahal telah beratus tahun sebelumnya wilayah ini dikenal sebagai basis Sunni yang kuat.

Sebenarnya terlalu sumir bila Muhammad Sang Nabi melarang umatnya menjadi kaya-raya. Sebab semasa hidupnya saja, ia dikelilingi oleh para miliarder-triliuner semacam Abu Bakar Siddiq, Utsman bin Affan, Sa'd ibn Abi Waqqash, Thalhah ibn 'Ubaydillah, Az-Zubayr ibn al-'Awwam, Abdurrahman bin ‘Awf. Tokoh yang terakhir, punya kekayaan total ketika wafat sebesar 3.200.000 Dinar atau sekitar Rp 6.212.688.000.000.

Muhammad SAW hanya mengingatkan agar umat Islam tidak hidup bergelimang harta, lupa daratan, gila hormat, dan menindas sesama saudara manusianya.

Inilah yang menjadi alasan kenapa para nabi-rasul tak satu pun yang lahir dari rahim para ningrat atau bangsawan darah.

Justru sebaliknya, kehormatan serta kemuliaan yang mereka dapatkan, merupakan anugerah langsung dari Allah.

Mereka dipuja-puji hingga kini bukan karena dalam darahnya mengalir trah bangsawan dari sebuah kekaisaran, namun karena mereka berhasil mengangkat derajat sesama saudara manusianya dari jurang perbudakan, penistaan, dan angkara murka.

Daud dan Sulaiman adalah dua contoh penting terkait kajian kita. Dua nabi itulah yang menjadi tolok ukur Plato mencanangkan konsep raja filosof.

Karena mereka lah yang berhasil mendirikan pemerintahan theokrasi di muka bumi, dan belum terulang lagi hingga saat ini.

Manakala panji Islam berkibar di Nusantara sejak era kenabian Muhammad, glorifikasi pun terjadi lagi.

Ottoman di bawah kepemimpinan Sultan al Fatih yang berhasil merebut Konstantinopel pada 1523 M, turut mengubah peta konstelasi kekuasaan di dunia, termasuk di belahan bumi bagian Timur.

Samudera Passai, Ternate, Tidore, Goa, Tallo, Buton, Banjar Demak Bintoro, Mataram, Cirebon, Banten, Siak, Pagaruyung, Deli, tercatat sebagai kerajaan yang menggunakan Islam sebagai agama resminya.

Sampai di sini, Anda bisa mencerna bagaimana runyamnya hubungan para penganjur Islam dengan para raja yang kemudian berubah gelarnya menjadi sultan.

Ada begitu banyak tradisi lokal yang akhirnya tercampur baur dengan ajaran Islam—yang episentrumnya tetap berada di lingkaran keraton.

Perlu diketahui, istilah keraton ini dianggit dari lokus lama, karatuan. Tempat para ratu (antidot queen dalam term Inggris) duduk memerintah di bawah arahan para rama dan rasi.

Bedanya adalah, ratu bukan menahbis dirinya. Ia ditunjuk berdasar kemampuan melindungi dan menghidupi segenap rakyat di kemandalaan yang dipimpinnya.

Keraton yang muncul sezaman dengan tumbuh kembang Islam di Nusantara, beda lagi ceritanya. Para sultannya mengurung diri dalam keagulan. Tak terjamah oleh rakyat.

Hidup dari mengutip pajak yang tak berbanding lurus dengan budi dharmanya—selaku perwakilan tuhan di bumi (dewaraja).

Sudah menjadi rahasia umum jika mereka bebas memilih wanita mana pun menjadi istri sah atau gundik (selir), dan kemudian meninggalkan kekacauan di negerinya ketika lengser keprabon.

Malah, ketika Indonesia sudah menjadi sebuah negara, salah satu keraton di Jawa Tengah, dipimpin oleh seorang kangjeng gusti yang gemar pada sesama jenis.

Namun apa lacur, praktik LGBT yang sudah laten sedari zaman Nabi Luth as itu, tetap tak tersentuh hukum positif.

Kejadian ini pun terkubur bersama lembaran kelam sejarah kesewenang-wenangan dan penistaan pada kemanusiaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com