Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi KSAL Yudo Pimpin Langsung Operasi Amfibi Curi Perhatian Panglima TNI

Kompas.com - 05/08/2022, 08:02 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memimpin langsung operasi amfibi dalam latihan bersama Super Garuda Shield 2022 di Pantai Todak, Singkep, Kepulauan Riau, Kamis (4/8/2022).

Dalam aksinya, Yudo menaiki kendaraan tempur amfibi jenis LVT-7A1 dengan mengarungi Pantai Todak.

Keterlibatan Yudo dalam memimpin operasi ini merupakan kali pertama yang dilakukan oleh seorang laksamana.

Baca juga: Panglima TNI Ganti Kadispenad, Promosi ke Kodam Siliwangi

Bahkan, aksinya tersebut sampai mencuri perhatian Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang turut menyaksikan latihan ini.

Sebelum beraksi, Yudo menyampaikan bahwa latihan dalam jumlah besar merupakan hal biasa bagi TNI AL.

“Namun kali ini latihan bersama dengan asing tentunya kita juga harus menunjukkan bahwa kita mampu dan terjalin komunikasi maupun koordinasi yang baik. Sehingga tercipta sinkronisasi saat melaksanakan pendaratan,” kata Yudo dalam keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal).

Baca juga: Mutasi dan Promosi Perwira Tinggi TNI, Jenderal Andika Ganti Tiga Pangdam

Sementara itu, Andika mengatakan, tujuan konkrit dari latihan bersama Super Garuda Shield adalah persahabatan.

Di mana negara-negara peserta latihan yang memiliki perbedaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tetap bisa menjalin kerja sama.

“Yang lebih penting adalah dengan alutsista yang berbeda dengan level yang berbeda kita bisa kerja sama,” ujarnya.

Dalam latihan Super Garuda Shield 2022 aspek laut, sebanyak 778 prajurit TNI AL diterjunkan.

Baca juga: KPK Soal Dugaan Oknum TNI AD Bantu Koruptor Kabur: Kita Tidak Menuduh

Keterlibatan ratusan prajurit TNI AL ini bertujuan untuk menjalin hubungan bilateral antara Indonesia, Amerika Serikat, dan Singapura.

Dalam latihan kali ini, TNI AL mengerahkan KRI Bung Tomo-357, KRI Frans Kaisepo-368, KRI John Lie-358, KRI Makassar-590, helikopter AKS Panther HS-1310, helikopter AKS Panther HS-1311, lima tank jenis LVT-7 Marinir, tank BMP-3F dan satu kompi Infanteri Mekanis, serta dua tim Taifib.

Sementara itu, United States Navy yang mengerahkan 448 personel dari Komando Pasifik Amerika Serikat menugaskan kapal perang USS Charleston (LCS-18), USS Green Bay (LPD-20), satu P-8 Posiedon, dan 1 pleton Amphibious Recon.

Baca juga: Panglima TNI Mutasi Danlanud Iswahjudi Marsma Untung Suropati Jadi Kas Koopsud III

Sedangkan Angkatan Laut Singapura atau Republic Singapore Navy (RSN) mengerahkan 151 personel yang merupakan ABK dari RSS Supreme (FFG-73) dan RSS Resolution (LST-208).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com