Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Naskah Proklamasi, Mesin Tik Pinjaman Perwira Nazi, dan Draf yang Terbuang

Kompas.com - 25/07/2022, 18:21 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dini hari, 17 Agustus 1945 menjadi detik-detik yang menegangkan bagi sejumlah tokoh bangsa.

Kala itu, mereka harus berpacu dengan waktu untuk merampungkan naskah Proklamasi sebelum pagi.

Sekira pukul 03.00 WIB, naskah disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo di ruang makan rumah Laksamana Tadashi Maeda, perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda, yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarya Pusat).

Baca juga: Kisah Para Penyelamat Arsip Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Rumusan naskah dua alinea itu tuntas dan ditulis tangan oleh Soekarno di secarik kertas dalam 2 jam.

Rupanya, persoalan tak hanya berhenti saat merumuskan naskah. Detik-detik yang menegangkan juga terjadi setelahnya.

Perwira Nazi

Saat hendak menuangkan tulisan tangan Soekarno menjadi ketikan, para tokoh yang hadir menyadari bahwa hanya ada mesin tik huruf kanji di rumah Maeda dan tak ada mesin tik berhuruf latin.

Dilansir dari buku 17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri karya Hendri F. Isnaeni terbitan Change (2015), pembantu Laksama Maeda bernama Satzuki Mishima akhirnya diperintahkan untuk mencari mesin tik.

Baca juga: Ketika Soekarno-Hatta Diculik ke Rengasdengklok, Sahur Mencekam Jelang Proklamasi

Dia lantas pergi ke kantor militer Jerman menggunakan mobil Jeep untuk mencari pinjaman mesin tik.

Di sana, Satzuki bertemu Perwira Angkatan Laut Nazi Jerman, Mayor Kandelar. Sosok inilah yang bersedia meminjamkan mesin tik.

Akhirnya, mesin tik hasil pinjaman itu dibawa Satzuki ke rumah Maeda.

Terburu-buru

Sesampainya di rumah Maeda, giliran perwakilan golongan muda yang mengambil peran. Sayuti Melik ditemani BM Diah dipercaya mengetik naskah proklamasi.

“Dia (Sayuti Melik) menuju ke ruang lain yang ada meja tulis dan mesin ketik,” kata Diah.

“Saya berdiri di belakang Sayuti Melik ketika dia mengetik,” sambungnya.

Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi dengan sejumlah perubahan dari teks Bung Karno. Dari kata ‘tempoh’ menjadi ‘tempo’, lalu kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama Bangsa Indonesia”.

Selain itu, ia juga menambahkan nama “Soekarno-Hatta” serta “Djakarta,17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com