Angka 05 adalah singkatan dari 2605 tahun showa Jepang, yang sama dengan tahun 1945 masehi.
Baca juga: Ketika Achmad Soebardjo Memilih Tidur Saat Teks Proklamasi yang Ia Rancang Dibacakan
“Saya berani mengubah ejaan itu adalah karena saya dulu pernah sekolah guru, jadi kalau soal ejaan bahasa Indonesia saya merasa lebih mengetahui daripada Bung Karno,” kata Sayuti.
Sayuti Melik mengaku dirinya mengetik naskah tersebut dengan tergesa-gesa karena waktu sudah menjelang pagi.
Dia sadar betul bahwa hasil ketikannya tampak tidak rapi, sedikit agak mencong atau tidak lurus.
Selesai mengetik, draf naskah yang ditulis tangan Soekarno dia tinggalkan begitu saja di dekat meja ketik.
"Karena tergesa-gesa tadi maka tidak terpikirkan perlunya mengetik rangkap untuk arsip. Jadi hanya saya buat hanya satu lembar saja,” kata Sayuti.
Baca juga: Naskah Proklamasi Klad dan Bedanya dengan Naskah Otentik
Setelah naskah proklamasi itu diketik dan dibacakan di depan rapat dan disetujui, barulah Soekarno dan Mohammad Hatta membubuhkan tanda tangan mereka.
Naskah proklamasi ini yang hingga kini disebut sebagai Naskah Proklamasi Otentik.
Sementara, naskah yang ditulis tangan Soekarno disebut sebagai Naskah Proklamasi Klad.
Naskah proklamasi itu lantas dibacakan Soekarno didampingi Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat pagi harinya, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Siapa sangka jika naskah proklamasi sempat terbuang dan masuk tong sampah di rumah Laksamana Maeda.
Kisah ini diceritakan Sayuti Melik. Dia berpikir bahwa naskah yang ditulis Soekarno menggunakan pena itu sudah hilang.
"Setelah konsep saya ketik, saya tinggalkan begitu saja di dekat mesin tik dan ternyata tidak saya temui lagi," kata Sayuti.
"Saya beranggapan bahwa konsep yang ditulis tangan oleh Bung Karno itu telah hilang, mungkin sudah sampai di tempat sampah dan musnah,” tuturnya.
Draf proklamasi tersebut memang sempat dibuang ke tempat sampah. Namun, beruntung, BM Diah memungut dan mengamankan naskah tulisan tangan Soekarno itu.
“Tetapi ternyata anggapan saya itu salah. Saudara BM Diah ternyata memberikan perhatian terhadap konsep naskah tulisan Bung Karno tadi, mungkin beliau (BM Diah) telah memikirkan untuk keperluan dokumentasi maka konsep itu diselamatkan,” kata Sayuti.
Saat ini, naskah proklamasi tersebut tersimpan di Arsip Nasional RI (ANRI). Sementara, mesin tik Perwira Nazi yang jadi saksi bisu detik-detik menuju kemerdekaan RI disimpan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.