Selain cerita kedekatannya dengan wartawan, Bakir juga mengenang Gus Dur sebagai seseorang yang berpendirian teguh.
Menurut Bakir, hal itu terlihat dari sikap Gus Dur yang sering mengocok ulang susunan kabinetnya.
"Memang agak susah ya, karena orang menganggap Gus Dur punya pembisik, padahal enggak ada yang bisa bisikin Gus Dur, kalau sudah maunya, ya maunya, enggak bisa orang lain bisikin merah, putih, biru itu," kata Bakir.
"Kalau dia mau ganti ya ganti saja, tidak peduli-peduli amat. Jadi kita wartawan juga tidak bisa menebak-nebak ini menterinya siapa yang akan jadi," ujar dia.
Baca juga: Murka Gus Dur Kala Para Menteri Tolak Dekrit: Kalian Semua Banci!
Bakir pun pernah menjadi saksi ketika Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan mendadak memutuskan mengundurkan diri Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin Gus Dur.
Bakir mengatakan, Bondan ketika itu memilih mengundurkan diri setelah bertengkar dengan Gus Dur karena perbedaan pendapat di antara mereka.
"Jadi (mereka) berdiskusi lalu saling ngotot-ngototan begitu, Pak Bondan akhirnya mengundurkan diri, itu yang saya tahu," kata Bakir.
"Saya waktu itu tidur di kamarnya Bondan, dia datang itu dengan setumpuk berkas. 'Kenapa bos', saya bilang, 'wah ini anu ini, sudah aku berhenti saja sudah,' katanya," ujar Bakir.
"Ya itu buktinya kalau dia sudah punya pegang prinsip, kalau ada yang menentang prinsip itu meskipun itu menterinya, ya dipecat saja tidak peduli," kata Bakir lagi.
Seperti yang diceritakan Bakir di awal sosok Gus Dur yang begitu bersahabat dan membekas di memori wartawan membuat para awak media sedih saat Gus Dur akhirnya meninggalkan Istana.
"Saya sendiri waktu itu malah tidak menangis. Tapi kalau sekarang saya ingat peristiwa saat itu justru lebih terasa sedihnya," ungkap Osdar.
Baca juga: Situasi Mencekam, Gus Dur Minta Keluarga Dievakuasi, Tangis Alissa pun Pecah
Cerita kesedihan wartawan itu diakui pula oleh putri Gus Dur, Alisssa Wahid.
Menurut Alissa, tidak sedikit wartawan yang menangis saat berpamitan dengan Gus Dur.
"Waktu pada pamitan pada salaman, jadi wartawan-wartawan Istana itu nyalamin Gus Dur sambil nangis. Nangisnya apa? Minta maaf karena mereka pengen nulis yang berbeda tapi enggak bisa," kata Alissa, Jumat (21/7/2022).
"Kita selama ini tau media nggak akan bisa lepas dari payung perspektifnya, kalau perspektifnya medianya harus begini pasti wartawannya harus itu, kita tahu. Tapi mereka sampai minta maaf itu lho," imbuh Alissa.
Baca juga: Gus Dur: Tak Ada Jabatan yang Layak Dipertahankan dengan Pertumpahan Darah
Alissa mengatakan, saat dimintai maaf oleh awak media, Gus Dur pun memaklumi apa yang dirasakan oleh mereka.
"Setiap orang punya keberanian masing-masing dan beliau sadar betul bagaimana sistem bekerja. How the system works," kata Alissa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.