Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur di Mata Wartawan Istana: Sosok Bersahabat dan Berpendirian

Kompas.com - 25/07/2022, 07:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

Berpendirian Teguh

Selain cerita kedekatannya dengan wartawan, Bakir juga mengenang Gus Dur sebagai seseorang yang berpendirian teguh.

Menurut Bakir, hal itu terlihat dari sikap Gus Dur yang sering mengocok ulang susunan kabinetnya.

"Memang agak susah ya, karena orang menganggap Gus Dur punya pembisik, padahal enggak ada yang bisa bisikin Gus Dur, kalau sudah maunya, ya maunya, enggak bisa orang lain bisikin merah, putih, biru itu," kata Bakir.

"Kalau dia mau ganti ya ganti saja, tidak peduli-peduli amat. Jadi kita wartawan juga tidak bisa menebak-nebak ini menterinya siapa yang akan jadi," ujar dia.

Baca juga: Murka Gus Dur Kala Para Menteri Tolak Dekrit: Kalian Semua Banci!

Bakir pun pernah menjadi saksi ketika Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan mendadak memutuskan mengundurkan diri Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin Gus Dur.

Bakir mengatakan, Bondan ketika itu memilih mengundurkan diri setelah bertengkar dengan Gus Dur karena perbedaan pendapat di antara mereka.

"Jadi (mereka) berdiskusi lalu saling ngotot-ngototan begitu, Pak Bondan akhirnya mengundurkan diri, itu yang saya tahu," kata Bakir.

"Saya waktu itu tidur di kamarnya Bondan, dia datang itu dengan setumpuk berkas. 'Kenapa bos', saya bilang, 'wah ini anu ini, sudah aku berhenti saja sudah,' katanya," ujar Bakir.

"Ya itu buktinya kalau dia sudah punya pegang prinsip, kalau ada yang menentang prinsip itu meskipun itu menterinya, ya dipecat saja tidak peduli," kata Bakir lagi.

Wartawan Menangis

Seperti yang diceritakan Bakir di awal sosok Gus Dur yang begitu bersahabat dan membekas di memori wartawan membuat para awak media sedih saat Gus Dur akhirnya meninggalkan Istana.

"Saya sendiri waktu itu malah tidak menangis. Tapi kalau sekarang saya ingat peristiwa saat itu justru lebih terasa sedihnya," ungkap Osdar.

Baca juga: Situasi Mencekam, Gus Dur Minta Keluarga Dievakuasi, Tangis Alissa pun Pecah

Cerita kesedihan wartawan itu diakui pula oleh putri Gus Dur, Alisssa Wahid.

Menurut Alissa, tidak sedikit wartawan yang menangis saat berpamitan dengan Gus Dur.

"Waktu pada pamitan pada salaman, jadi wartawan-wartawan Istana itu nyalamin Gus Dur sambil nangis. Nangisnya apa? Minta maaf karena mereka pengen nulis yang berbeda tapi enggak bisa," kata Alissa, Jumat (21/7/2022).

"Kita selama ini tau media nggak akan bisa lepas dari payung perspektifnya, kalau perspektifnya medianya harus begini pasti wartawannya harus itu, kita tahu. Tapi mereka sampai minta maaf itu lho," imbuh Alissa.

Baca juga: Gus Dur: Tak Ada Jabatan yang Layak Dipertahankan dengan Pertumpahan Darah

Alissa mengatakan, saat dimintai maaf oleh awak media, Gus Dur pun memaklumi apa yang dirasakan oleh mereka.

"Setiap orang punya keberanian masing-masing dan beliau sadar betul bagaimana sistem bekerja. How the system works," kata Alissa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com