Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Omicron BA.2.75, Testing dan Tracing Indonesia Dinilai Belum Ideal

Kompas.com - 21/07/2022, 17:33 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecepatan pemerintah dalam melakukan testing dan tracing (penelusuran) dinilai masih lemah, di tengah ancaman penyebaran Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus.

Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia Hermawan Saputra, Indonesia seharusnya menggiatkan langkah testing dan tracing untuk menanggulangi penyebaran infeksi subvarian Omicron Centaurus.

Menurut Hermawan, kemampuan testing dan tracing pemerintah masih di bawah ideal.

"Karena ternyata ini yang kita lemah, jauh dari indikator yang paling ideal. 1:50. Bahkan yang pemerintah tetapkan 1:15 saja kita tidak bisa memenuhi atau keteteran dalam melacak kasus," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/7/2022) kemarin.

Hermawan mengatakan, pola penemuan kasus infeksi subvarian Omicron BA.2.75 seolah mengulang penemuan varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Pola deteksi subvarian BA.2.75, kata Hermawan, dimulai dari kasus yang berasal dari luar negeri (imported case).

Baca juga: Epidemiolog: Ada BA.2.75, Masa Krisis Covid-19 Bisa Panjang, sampai Oktober

"Kita yang masih disibukkan dengan BA.4 dan BA.5 yang terjadi sejak awal bulan atau bahkan 3 bulan lalu, sekarang kemasukan BA.2.75 yang cukup mengkhawatirkan juga. Nah ini menambah kerepotan di kita," ujar Hermawan.

Menurut Hermawan, jika pemerintah tidak memperketat proses testing dan tracing di pintu-pintu kedatangan internasional, maka penemuan mutasi virus Covid-19 diperkirakan akan terus terjadi.

Dia juga menyoroti perihal laju vaksinasi yang menurun.

Menurut Hermawan, dengan situasi laju vaksinasi yang rendah serta lambannya proses testing dan tracing akan semakin merepotkan banyak pihak.

"Belum lagi laju vaksinasi yang berkurang, kekebalan kita akan berkurang karena kemungkinan menurunnya level imunitas," ucap Hermawan.

Baca juga: Soal Omicron BA.2.75, Pemerintah Diminta Perkuat Testing dan Tracing

"Dengan kecepatan virus ini dan susahnya ditemukan, ini akan menambah rumit kasus di dalam negeri yang sewaktu-waktu juga akan terus ada kaitan dengan aktivitas kita yang memang masih sangat longgar saat ini," lanjut Hermawan.

Pemerintah menyatakan sampai saat ini menemukan 3 kasus infeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus.

Yakni satu kasus di Jakarta dan 2 kasus di Bali.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kasus infeksi subvarian Centaurus di Indonesia terdeteksi sekitar satu pekan lalu melalui genome sequencing dari semua pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Meski penularannya lebih cepat dari varian Delta, menurut Dante tingkat keparahan infeksinya jauh lebih ringan, sama seperti di varian sebelumnya BA.4 dan BA.5.

Baca juga: Ancaman Omicron BA.2.75 Serius, Semua Pihak Diminta Waspada

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," kata Dante saat hadir dalam acara penyerahan Keppres Nomor 65/P Tahun 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).

Karena tingkat keparahannya termasuk dalam gejala ringan, Dante meminta masyarakat jangan terlalu khawatir.

Selain itu, temuan ini juga telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75 karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," ucap Dante.

Menurut data Satuan Tugas Covid-19 pada Rabu (20/7/2022) kemarin, terjadi penambahan kasus infeksi Covid-19 sebanyak 5.653 orang.

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.149.084, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Baca juga: Fakta-fakta Covid-19 Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus di Indonesia

Data yang sama menunjukkan, ada penambahan kasus sembuh.

Dalam sehari, jumlahnya bertambah 2.331 kasus. Dengan demikian, total kasus sembuh Covid-19 hingga kini tercatat 5.957.908.

Di sisi lain, ada 10 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam periode 19-20 Juli 2022.

Penambahan itu membuat total kematian akibat Covid-19 mencapai 156.875 orang.

Selain itu, hingga Rabu kemarin jumlah masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama tercatat mencapai 202.056.528 atau 97,02 persen dari total target sasaran vaksinasi.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua sebanyak 169.670.768 atau 81,47 persen.

Baca juga: Infeksi BA.2.75 Centaurus Terdeteksi, Masyarakat Diimbau Tak Khawatir

Kemudian, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) yaitu 53.625.772 atau 25,75 persen.

Pemerintah sendiri telah menetapkan sasaran vaksinasi yakni sebanyak 208.265.720 orang.

(Penulis : Fika Nurul Ulya | Editor : Icha Rastika, Bagus Santosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com