Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Omicron BA.2.75 Serius, Semua Pihak Diminta Waspada

Kompas.com - 20/07/2022, 18:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia tidak terlepas dari ancaman subvarian Omicron BA.2.75, utamanya untuk kelompok berisiko tinggi.

Peneliti Global Health Security ini melihat, ancaman subvarian Omicron BA.2.75 jelas muncul karena beberapa alasan.

Pertama, tingginya interaksi masyarakat. Kedua, tingginya perjalanan yang dilakoni masyarakat.

Hal ini kata Dicky, membuat subvarian BA.2.75 jadi lebih cepat menular dan menjangkiti masyarakat.

Baca juga: Seputar Omicron BA.2.75, Centaurus yang Mulanya Mewabah di India

"Ancamannya ada, jelas. Serius. Terutama untuk kelompok yang berisiko tinggi. Bukan hanya lansia, tapi yang komorbid, anak di bawah 5 tahun termasuk," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

Dicky menuturkan, ancaman semakin nyata lantaran minimnya pelacakan dan pemeriksaan (tracing and testing) di Indonesia.

Selain itu, cakupan  vaksinasi dosis ketiga (booster) juga terbilang rendah.

"Sebagian dari kita memang mengalami penurunan dalam hal proteksi atau imunitas. Setelah mungkin dua dosis sudah (diterima) berapa lama, kemudian belum sempat dibooster," tutur Dicky.

Dicky menjelaskan, berbeda dari varian sebelumnya, BA.2.75 memiliki kemampuan infeksi dan penularan yang jauh lebih cepat. Pertumbuhan virus pun jauh lebih cepat dibanding BA.4 dan BA.5.

Fenomena cepatnya penularan ini tampak di India. Di negara tersebut, virus sudah berkembang pada Juni setelah terdeteksi masuk di bulan Mei 2022.

"Yang BA.5 saja sudah di atas subvarian-subvarian of concern lainnya. Ini menjadi pesan penting bahwa di tengah vaksinasi atau imunitas yang jauh lebih besar, dia bisa bersirkulasi," ucap Dicky.

Baca juga: Mengenal Gejala Infeksi Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus

Di samping itu, varian BA.2.75 mampu menginfeksi ulang (reinfeksi) orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 dan orang yang sudah mendapat vaksin dosis ketiga (booster).

Meski begitu, gejala pada orang yang mendapat vaksin hingga dosis ketiga akan lebih ringan dan tidak dilarikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan (faskes) maupun rumah sakit (RS).

"Semakin mudah menginfeksi itu menandakan kemampuannya luput dari deteksi antibodi semakin besar. Ini yang berbahaya. Dalam artian bila kita biarkan, akan bisa mengurangi efektivitas vaksin yang ada, obat yang ada, kalau kita tidak melakukan strategi pencegahan secara komprehensif," ucap dia.

Cara pencegahan

Untuk mencegahnya, kata Dicky, masyarakat perlu mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan 3T (testing, tracing, treatment), memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengakses vaksinasi dosis lengkap.

Menurut Dicky, strategi pencegahan itu efektif menahan virus untuk bermutasi menjadi varian-varian baru lain yang lebih berbahaya.

Baca juga: Fakta-fakta Covid-19 Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus di Indonesia

"Ketika mutasi itu dibiarkan terus terjadi, maka yang rugi adalah kita. Karena yang tadinya waktu delta orang tervaksinasi 2 dosis sudah tidak terdampak, sekarang mau 3 dosis sekalipun bisa terinfeksi karena distribusi cakupan vaksinasi gagal," sebut Dicky.

"Namun kabar baiknya adalah vaksin itu efektif dalam mencegah keparahan kematian, vaksin itu bisa mengurangi sedikit kecepatan penularan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com