Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Integrasi Nasional

Kompas.com - 21/07/2022, 02:00 WIB
Issha Harruma

Penulis

KOMPAS.comIntegrasi nasional merupakan hal yang sangat penting bagi negara majemuk seperti Indonesia.

Integrasi diperlukan untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan bangsa dan negara yang diharapkan.

Secara umum, arti integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai perbedaan yang ada pada masyarakat sehingga menjadi selaras dalam sebuah bangsa.

Perbedaan tersebut meliputi suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan faktor kebangsaan lain.

Baca juga: Integrasi Nasional: Pengertian, Syarat, dan Faktor Penentu

Jenis integrasi nasional

Integrasi nasional dapat diterapkan dalam berbagai bentuk atau jenis. Hal ini bergantung pada situasi dan kondisi masyarakat atau negara.

Jenis-jenis integrasi nasional tersebut, yakni:

  • integrasi asimilasi,
  • integrasi akulturasi,
  • integrasi normatif,
  • integrasi instrumental,
  • integrasi ideologis,
  • integrasi fungsional, dan
  • integrasi koersif.

Berikut penjelasannya.

Integrasi asimilasi

Integrasi asimilasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan dengan menghilangkan ciri khas kebudayaan asli masing-masing.

Dalam integrasi ini, negara berusaha melebur beberapa kebudayaan agar menjadi satu kebudayaan yang tidak lagi menampakkan identitasnya masing-masing sehingga lebih mudah diterima semua masyarakat.

Cara ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling klaim maupun sifat etnosentrisme di masyarakat.

Integrasi akulturasi

Integrasi akulturasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya.

Dalam integrasi ini, negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama, namun tetap tidak menghilangkan kebudayaan asli masing-masing.

Integrasi normatif

Integrasi normatif terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku dan menyatukan masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut, masyarakat telah bersatu dan sepakat untuk menjalankan serta menaatinya.

Artinya, keberadaan norma-norma di dalam masyarakat dapat menyatukan masyarakat yang beragam.

Baca juga: Pengertian Integrasi Nasional Menurut Para Ahli

Integrasi instrumental

Integrasi instrumental terjadi karena adanya keseragaman individu dalam masyarakat.

Hal ini bisa terbentuk karena ada kesamaan di antara individu atau kelompok yang menyesuaikan dengan kebiasaan yang ada di lingkungan masyarakat.

Integrasi ideologis

Integrasi ideologis terjadi karena adanya ikatan spiritual atau nilai-nilai ideologi yang kuat tanpa paksaan.

Integrasi ini tercipta karena persetujuan atau kesepahaman nilai dan persepsi di antara individu atau kelompok yang ada di dalam masyarakat.

Integrasi fungsional

Integrasi fungsional terjadi karena adanya berbagai fungsi-fungsi di dalam masyarakat.

Orang-orang dengan kesamaan fungsi atau peran akan cenderung lebih mudah bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Integrasi koersif

Integrasi koersif terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan.

Dikarenakan masyarakat bersatu karena dipaksa dan tidak secara sukarela, maka integrasi ini tidak dapat bertahan lama dan kuat.

 

Referensi:

  • Hasoloan, Jimmy, dkk. 2016. Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Deepublish.
  • Saravistha, Deli Bunga, dkk. 2022. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Widina Bhakti Persada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com