Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2022, 05:01 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai ada kemungkinan Indonesia menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina yang tengah berperang melalui forum Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022 mendatang.

Akan tetapi, menurut Hikmahanto persoalan perang Rusia dan Ukraina bisa menjadi agenda pembahasan tambahan di KTT G20 jika hingga menjelang pelaksanaannya tak kunjung terjadi gencatan senjata di antara kedua negara itu.

Menurut Hikmahanto, Presiden Joko Widodo dan pemerintah Indonesia memperlihatkan keseriusan untuk menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina.

Dia juga menilai Presiden Jokowi bisa memperlihatkan kemampuannya berdiplomasi untuk meredakan konflik dalam ajang KTT G20.

"Menurut saya serius meski hal tersebut sebagai alternatif bila gencatan tidak terjadi," kata Hikmahanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Misi Jokowi di Ukraina-Rusia: Dorong Perdamaian, Atasi Krisis Pangan

"Jadi nanti Bapak Presiden akan berperan sebagai jembatan saat penyelenggaraan KTT G20 di Bali. Bapak Presiden bisa fasilitasi sebagai jembatan bagi Presiden Zelensky dan Presiden Putin untuk langsung berhadap-hadapan," ujar Hikmahanto yang juga Rektor Universitas Jenderal A. Yani.

Secara terpisah, Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mengatakan, Indonesia sebagai presidensi atau keketuaan G20 harus banyak melakukan terobosan dan pendekatan untuk mensukseskan agenda KTT G20.

Sebab Rusia merupakan salah satu negara anggota G20. Di sisi lain, sejumlah negara anggota G20 adalah negara-negara Blok Barat dan sekutunya yang merupakan seteru Rusia dan mengancam menolak kehadiran negara itu.

"Peluang untuk terjadinya perundingan damai tetap dapat terjadi. Dan, salah satunya adalah melalui pendekatan yang intensif kepada para pihak bertikai untuk mau duduk berunding," kata Anton.

Baca juga: PDI-P: Menghentikan Perang Rusia-Ukraina, Tak Bisa Hanya Jokowi Sendiri

Anton menilai Presiden Jokowi punya peluang untuk menjadi mediator bagi Rusia dan Ukraina.

Tinggal sejauh mana kesiapan dan keseriusan Indonesia untuk menawarkan diri sebagai mediator perundingan damai.

"Meyakinkan Kremlin dan Kyiv bahwa Indonesia layak dipertimbangkan sebagai mediator andal membutuhkan proses dan keseriusan," ujar Anton.

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia pada 29 dan 30 Juni 2022 lalu.

Baca juga: Eks Dubes RI Nilai Lawatan Jokowi ke Rusia Bisa Buka Blokade Ekonomi

Dalam lawatan ke Kyiv, Ukraina, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky dan juga meninjau puing-puing apartemen akibat serangan Rusia di Kota Irpin.

Di Ukraina, Jokowi dan Zelensky berbincang soal misi perdamaian dan ancaman krisis pangan di dunia jika perang terus berlanjut.

Sedangkan dalam kunjungan ke Rusia, Jokowi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Usai pertemuan dengan Putin, Jokowi kembali menekankan soal perdamaian dan kemanusiaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Nasional
Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com