Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal KTT G7 di Jerman yang Dihadiri Jokowi

Kompas.com - 27/06/2022, 13:24 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Rencana KTT G8 yang pada saat itu akan digelar di Rusia juga dibatalkan. Selain itu, nama kelompok itu kembali diubah menjadi G7.

Simbol kesenjangan

Pertemuan kelompok G7 kerap diwarnai dengan aksi unjuk rasa.

Maka dari itu, negara-negara yang menjadi tuan rumah KTT G7 bakal meningkatkan pengamanan mereka, terutama di wilayah ibu kota negara dan lokasi kegiatan berlangsung.

Alasan mengapa pertemuan G7 kerap menjadi sasaran aksi demo kalangan masyarakat sipil karena kelompok itu dinilai simbol kesenjangan antara negara-negara kaya dan berkembang di dunia.

Sebab, meskipun negara G7 hanya mewakili sepuluh persen populasi dunia, kelompok ini menguasai 45 persen perekonomian global.

Baca juga: Beban Biaya Perang Rusia-Ukraina Meningkat, G7 dalam Dilema Satukan Dukungan

Kalangan masyarakat sipil kerap mendesak supaya negara-negara kaya yang tergabung dalam G7 tidak cuma memberi bantuan bagi negara-negara miskin.

Mereka berharap anggota G7 turut mengatasi kesenjangan dan memerangi penyebab ketimpangan itu supaya tatanan lebih adil.

Karena kerap dikritik, dalam beberapa tahun terakhir G7 turut mengundang sejumlah negara berkembang untuk hadir dan memberikan pandangan.

Contohnya pada tahun ini. Jerman selaku negara Presiden G7 mengundang empat negara untuk hadir, yaitu Indonesia sebagai Presiden G20, Afrika Selatan, Argentina, India dan Senegal buat mewakili suara negara-negara berkembang.

Selain itu, Uni Eropa juga selalu diundang sebagai pengamat.

Baca juga: Rusia: Upaya Isolasi dari G7 Hanya Akan Perburuk Krisis Pangan Global

Selain membahas persoalan perekonomian dunia, dalam beberapa tahun terakhir G7 turut membahas beberapa persoalan lain. Yaitu keamanan, migrasi, perubahan iklim.

Khusus pada KTT G7 tahun ini di Jerman, persoalan perang di Ukraina dan ancaman krisis pangan dunia juga masuk dalam agenda pembahasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com