Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Jokowi ke Rusia-Ukraina dan Kenangan Kunjungan Soeharto Saat Bosnia Dirundung Perang

Kompas.com - 24/06/2022, 08:10 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Sebelum berangkat, Sjafrie sudah cemas Soeharto tidak mau mengenakan rompi antipeluru yang beratnya mencapai 12 kilogram dan helm tempur yang sudah disiapkan.

Alhasil, Sjafrie memilih membawa helm dan rompi itu dan duduk di hadapan pak Harto. Harapannya jika melihat dia membawa dua benda itu maka pak Harto akan tergugah mengenakannya.

Baca juga: 39 Paspampres Siap Kawal Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia

Akan tetapi harapan itu sirna karena pak Harto tetap enggan mengenakan rompi antipeluru dan helm yang dibawa Sjafrie. Sedangkan semua rombongan, termasuk juru foto kepresidenan Saidi dan 2 orang jurnalis, sudah mengenakannya.

Soeharto tiba-tiba saja menanyakan sebuah hal kepada Sjafrie.

"Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru, belum?" tanya Soeharto seperti ditirukan Sjafrie.

Sjafrie kemudian menjawab, semua bagian sudah ditutup dengan pelat antipeluru, termasuk bagian samping.

"Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini ya! Nanti helmnya masukkan ke (museum) Purna Bhakti," ucap Soeharto saat itu.

Tidak hanya itu, Soeharto juga meminta agar Sjafrie saja yang memegang rompi itu.

"Eh, Sjafrie. Itu, rompi itu cangking (bawa) saja. Kamu cangking saja," ujar Soeharto.

Baca juga: Jokowi Akan jadi Pemimpin Asia Pertama yang Kunjungi Ukraina dan Rusia

Perjalanan mulai mendebarkan saat pesawat yang membawa rombongan pak Harto lepas landas. Bahkan menurut Sjafrie, saat pesawat akan mendarat di Sarajevo, dia melihat senjata mesin penangkis serangan udara kaliber 12,7 milimeter mengintai.

Soeharto yang hanya mengenakan mantel dan peci lantas turun dari pesawat. Dia disambut Yasushi.

Mereka kemudian dijemput menggunakan panser pengangkut personel VAB buatan Perancis yang digunakan UNPROFOR. Saat itu Soeharto ditempatkan di panser ketujuh buat mengelabui pihak-pihak yang berniat menyerang.

Rombongan akhirnya tiba di Sarajevo dan bertemu dengan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic. Karena berada dalam situasi pengepungan, kondisi di Sarajevo saat itu memprihatinkan.

Aliran air bersih terputus dan harus diambil menggunakan ember. Akan tetapi, Alija sangat bahagia atas kunjungan Soeharto.

Baca juga: Jokowi Diminta Upayakan Gencatan Senjata dalam Lawatan ke Rusia-Ukraina

Tiba saatnya Soeharto menyelesaikan lawatannya di Bosnia dan pulang. Dalam buku itu, Sjafrie sempat bertanya kepada Soeharto tentang alasan berkunjung ke Bosnia.

"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok," jawab Soeharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com