Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Jokowi ke Rusia-Ukraina dan Kenangan Kunjungan Soeharto Saat Bosnia Dirundung Perang

Kompas.com - 24/06/2022, 08:10 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Konflik antaretnis itu membuat Republik Federal Sosialis Yugoslavia pecah menjadi beberapa negara.

Sebelum bertandang ke Bosnia, Presiden Soeharto mengawali perjalanannya ke wilayah Balkan itu, dia sempat mampir ke Kroasia yang sudah memerdekakan diri dari Yugoslavia.

Soeharto tiba di Zagreb, Kroasia pada 13 Maret 1995 guna menghadiri KTT Pembangunan Sosial.

Di sana Soeharto bertemu dengan Presiden Franjo Tudman dan Perdana Menteri Nikica Valentic di Istana Dvetce.

Soeharto kemudian mengikuti kegiatan makan malam dan kembali ke hotel. Di saat itulah dia menyampaikan niatnya untuk mengunjungi Sarajevo, Bosnia.

Seluruh rombongan pun kaget, termasuk Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono.

Keinginan Soeharto itu disampaikan kepada Sjafrie Sjamsoeddin. Saat itu dia menjadi Komandan Grup A Paspampres yang ikut ke Zagreb.

Situasi Sarajevo saat itu sangat mencekam. Kota yang berada di lembah itu dikepung oleh pasukan Serbia.

Baca juga: Amankan Jokowi di Ukraina dan Rusia, Paspampres Siapkan Helm, Rompi, hingga Senjata Laras Panjang

Bahkan Sarajevo menjadi "arena" para penembak runduk (sniper) pasukan dan gerilyawan Serbia berburu sasaran.

Mereka tidak segan menembaki warga sipil hingga pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Konflik Bosnia: Kehancuran di Sarajevo. Bangunan dan kendaraan hancur di Grbavica, pinggiran Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, selama konflik Bosnia (1992?95).britannica.com Konflik Bosnia: Kehancuran di Sarajevo. Bangunan dan kendaraan hancur di Grbavica, pinggiran Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, selama konflik Bosnia (1992?95).

Dalam buku Pak Harto, The Untold Stories (2011), Sjafrie saat itu menyampaikan kalau situasi Sarajevo sangat berbahaya. Bahkan pesawat yang mengangkut utusan khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki ketika akan tiba di Sarajevo.

Walau diserang, Yasushi dan rombongannya saat itu selamat.

Karena hal itu juga panglima pasukan penjaga perdamaian PBB untuk Bosnia (UNPROFOR), Jenderal Bernard Janvier, sempat tidak mengizinkan Soeharto berkunjung ke Sarajevo.

Karena tekad sudah bulat, Soeharto pun tetap berangkat ke Sarajevo. Bernard juga akhirnya mengalah tetapi dia menyampaikan PBB tidak bisa menjamin keselamatan Soeharto.

Sebelum naik ke pesawat, Soeharto dan rombongan diminta meneken surat "kontrak mati". Yakni perjanjian yang isinya PBB tidak bisa menjamin keselamatan Soeharto dan rombongan  dalam perjalanan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com