Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seputar Rakernas Nasdem di Tengah Isu "Deal" Paloh-Jokowi...

Kompas.com - 16/06/2022, 06:39 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) buka-bukaan mengenai reshuffle kabinet yang terjadi pada Rabu (15/6/2022) siang.

Semua menteri Nasdem aman dari perombakan kabinet tersebut. 

Pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari sebelumnya pun memantik isu ada kesepakatan antara keduanya.

Baca juga: Surya Paloh Akan Tentukan Capres dari Nasdem pada Desember 2022

Kabar "deal" yang dimaksud mengenai jatah kursi menteri Nasdem di Kabinet Indonesia Maju.

Selain itu, menjelang Pemilu 2024, Nasdem secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menghasilkan nama calon presiden (capres) yang akan diusung.

Sementara itu, untuk koalisi, Nasdem masih belum memutuskan partai politik mana yang akan mereka gandeng.

Tepis ada deal Jokowi-Paloh 

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali membantah adanya pembicaraan untuk menegosiasikan jatah kursi menteri Nasdem di kabinet, antara Surya Paloh dan Presiden Jokowi.

Pertemuan yang dimaksud yaitu terjadi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6/2022) kemarin.

“Itu enggak mungkin. Kita dapat jatah di kabinet itu kan enggak hanya sekarang, itu sudah terjadi ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019,” tutur Ali ditemui di kawasan parkir timur Senayan pascaapel persiapan Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Waketum Bantah Ada Deal Antara Surya Paloh dengan Jokowi Agar Kader Nasdem Tak Kena Reshuffle

Ia menegaskan bahwa partainya tidak akan terpengaruh terhadap apa pun keputusan Jokowi terkait kabinet.

“Karena kita tidak pernah mentransaksionalkan itu, itu yang saya katakan dari kemarin apa pun nanti keputusan Presiden tentang kabinet tidak akan merubah posisi Nasdem di koalisi,” kata dia.

Ali menuturkan, hingga saat ini Partai Nasdem tetap memiliki jatah tiga kursi menteri, sehingga berbagai pihak tak perlu mencurigai ada negosiasi politik antara Surya dan Jokowi.

“Beda halnya jika Nasdem dapat jatah lima kursi (menteri) itu patut kita pertanyakan,” kata Ali.

Tiga menteri dari Partai Nasdem tidak terkena reshuffle Kabinet Indonesia Maju kali ini.

Ahmad Ali menyatakan, hal itu menunjukan bahwa para kader partainya masih dipercaya oleh Presiden Jokowi.

“Kalau hari ini kita lihat ada reshuffle dan kader Partai Nasdem tetap dipercaya di kabinet karena alhamdulilah menteri berprestasi,” kata dia.

Baca juga: Rakernas Nasdem untuk Hasilkan 3 Nama Capres Resmi Dibuka

Ia mengaku tak khawatir terhadap berbagai isu yang menyebut menteri dari Partai Nasdem bakal diganti. Sebab, para menteri itu punya kinerja yang baik.

“Kami tidak perlu khawatir dengan itu (reshuffle) dengan kinerja yang dimiliki hari ini,” ucap Ali.

Nama Ganjar dan Anies dibahas 

Pada hari yang sama dengan reshuffle kabinet, Partai Nasdem menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang salah satu agendanya mencari calon presiden yang akan diusung dalam Pemilu 2024.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut sebagai figur capres yang muncul dalam Rakernas Partai Nasdem.

Ahmad Ali mengungkapkan, para kader Partai Nasdem di daerah tampak menyukai dua tokoh tersebut.

“Kalau kita lihat aspirasi beberapa (kader) wilayah yang muncul di media tidak jauh-jauh menyebut Anies kemudian Ganjar,” kata dia.

Terkait koalis dengan partai lain, Surya Paloh mengungkapkan belum ada partai politik (parpol) yang mendekati Partai Nasdem untuk berkoalisi menghadapi Pemilu 2024.

Paloh mengatakan, petinggi-petinggi parpol yang datang ke Nasdem Tower beberapa waktu lalu itu belum tentu memiliki niat untuk mendekati Nasdem.

"Terus terang, belum ada. Datang kan belum tentu dekat," ujar Paloh saat ditemui di area Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Surya Paloh Sebut Semua Pihak Bisa Jadi Capres dari Nasdem

Kendati demikian, menurut dia, kondisi itu bukan berarti membuat Nasdem justru yang menjemput bola untuk mendekati partai lain.

"Kita harapkan seperti yang selalu saya sampaikan, negara kita bisa meningkatkan kualitas pemilu dari waktu ke waktu. Saya kira kalian sepakat itu, jangan terlalu banyak buang energi yang percuma, apalagi membuat kita semakin tersudut-sudut satu sama lain," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com