Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jenderal Dudung Pimpin Tim Khusus ‘Ataka’-‘Casador’ dalam Operasi Timor Timur

Kompas.com - 11/06/2022, 06:38 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman tercatat pernah terjun ke medan operasi di Timor Timur pada periode 1988-1991.

Saat itu, Dudung baru saja menyelesaikan pendidikannya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), yang kini bernama Akademi Militer (Akmil) dengan pangkat letnan dua.

Dudung yang kala itu akan menginjak usia 24 tahun ditugaskan di satuan tempur Batalyon Infanteri (Yonif) 744/Satya Yudha Bhakti yang bermarkas di Dili, Timor Timur, yang kini bernama Timor Leste.

Baca juga: Wakasal Sebut Tudingan Perwira Minta Rp 5,4 Miliar untuk Cemarkan Citra TNI AL

Batalyon itu kini bernama Yonif Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti. Personelnya terdiri dari pasukan elite pertempuran infanteri yang berada di bawah Kodam IX/Udayana.

Saat Dudung bergabung, batalyon ini diperkuat tujuh kompi dan beberapa peleton dalam satu kompinya. Dudung dipercaya sebagai Komandan Peleton (Danton) 3/B yang bermarkas kompi di Desa Becora, Dili, Timor Timur.

“Di sinilah saya membawa tim khusus yang namanya Ataka dan Casador,” kata Dudung, dikutip dari buku “Loper Koran Jadi Jenderal” karya Imelda Bachtiar.

Baca juga: TNI AL Pertimbangkan Ambil Langkah Hukum Setelah Ada Perwira Dituding Minta Uang Rp 5,4 Miliar

Tim khusus ini terdiri dari prajurit-pajurit pilihan yang mempunyai segudang pengalaman untuk mencari anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur.

Saat baru bergabung, Dudung yang baru saja terjun dalam medan penugasan baru langsung melakukan orientasi selama dua bulan. Mulai dari pengenalan lokasi, kegiatan fisik, hingga mental.

Setelah dinyatakan siap, tim tersebut selanjutnya berangkat ke gunung untuk melaksanakan tugas operasi selama tiga bulan.

Saat pertama kali terjun dalam medan operasi inilah, Dudung menjadi Danton pertama sebelum nampak terlihat prestasinya.

“Akan tetapi, komandan waktu itu, Kapten Edison (Akmil 1985), entah menilai fisik saya kuat atau alasan apa, dia memilih saya masuk dalam tim khusus dan bahkan memimpin fim itu,” ujar Dudung.

Tim khusus dalam medan operasi biasanya ditunjuk karena prestasinya. Dudung yang notabene kala itu perwira remaja tentu belum mencatatkan prestasi.

Apalagi, ia sampai ditunjuk memimpin tim khusus yang beranggotakan 12 orang.

Baca juga: Jenderal Dudung Perintahkan RS TNI AD Layani Warga yang Butuh Pertolongan Tanpa BirokratisaaaxczZ

“Rupanya memang dipilih dari masih awal penetapan. Belum kelihatan keahliannya. Mungkin saya dikenal dengan fisik yang kuat atau apa saya tidak tahu,” ungkap Dudung.

Belakangan diketahui ternyata anggota tim khusus dipilih dari beberapa personel dari fisik dan pengalaman yang lebih dari yang lain.

“Timsus ini bergerak apabila tim yang biasa mengalami hambatan atau mengalami kontak senjata. Pada proses pengejaran, saya ditunjuk lagi menjadi Timsus Casador,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com