Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSP: KTT ASEAN-AS Beri Dampak Positif bagi Indonesia

Kompas.com - 15/05/2022, 16:59 WIB
Mutia Fauzia,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan KTT ASEAN-AS di Washington DC dinilai memberikan dampak positif bagi Indonesia.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin menjelaskan, pernyataan Visi Bersama (Joint Vision Statements) hasil dari KTT tersebut lebih mengedepankan isu kemanusiaan ketimbang politik, dengan menempatkan penanggulangan pandemi dan pemulihan bersama pada poin pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan penguatan dan konektivitas ekonomi.

"Terutama pada literasi digital, kerangka kerja yang inklusif serta mendorong inovasi dan efisiensi," kata Ruhaini seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (16/5/2022).

Baca juga: Dampingi Jokowi di KTT ASEAN-AS, Begini Harapan Mendag

Ruhaini mengatakan, isu kemanusiaan lain yang diusung dalam pernyataan bersama, yakni soal dukungan koneksitas antarwarga (people to people).

Fokus utama terkait isu kemanusiaan yakni terkait aksesibilitas bagi pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan penyandang disabilitas.

Demikian pula dengan perubahan iklim dan jaminan stabilitas keamanan.

Ia menjelaskan, KTT ASEAN-AS juga membangun kepercayaan bersama untuk memastikan ASEAN sebagai kawasan zona bebas nuklir, biologi, dan senjata pemusnah massal.

"Poin-poin pernyataan bersama ini sudah jelas menunjukkan bahwa isu kemanusiaan menjadi prioritas dalam KTT ASEAN-AS kali ini," jelas dia.

Sementara dalam kaitan dengan pertanyaan publik, yakni terkait dengan isu Myanmar dan Ukraina juga dibahas dalam KTT.

Baca juga: KTT ASEAN Plus Three, Jokowi Tekankan Perlunya Dana Darurat Kesehatan Kawasan

Ia menyatakan, kedua isu tersebut dibahas pada poin akhir dalam pernyataan bersama.

"Disebutkan bahwa kedua belah pihak mendorong dipatuhinya piagam PBB, penghentian kekerasan, dan mendorong solusi damai serta mengutamakan kepentingan warga dan akses bantuan kemanusiaan," sambungnya.

Ruhaini juga mengatakan, secara bilateral, KTT khusus ASEAN-AS membuka pandangan media dan masyarakat Amerika terhadap Indonesia sebagai koordinator kemitraan ASEAN.

Sehingga, lanjut dia, dapat memberikan observasi dan input yang seimbang dan konstruktif terhadap prinsip politik luar negeri Indonesia, yakni bebas aktif, yang secara konsisten dilaksanakan dalam konteks regional dan internasional, termasuk terkait isu Myanmar dan Ukraina.

"Ini menjadi feedback yang substantif bagi Indonesia untuk mempertahankan prinsip tersebut", ungkapnya.

Baca juga: 5 Outcome yang Dihasilkan KTT ASEAN: Isu Kesehatan sampai Perubahan Iklim

Selain politik, menurut Ruhaini, pertemuan KTT khusus ASEAN-AS juga memberikan umpan balik positif bagi ekonomi Indonesia.

Ia menyebut, Amerika telah membuka ruang kepada Indonesia sebagai negara berkembang baru, untuk bertemu dengan pelaku bisnis besar di AS.

Hal tersebut diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai partner bisnis yang lebih setara.

Dengan demikian Indonesia bisa mewujudkan misi mengekspor komoditas jadi, setengah jadi atau komoditas hilir, bukan seperti di masa lalu yang mengirim natural raw material.

"Peluang ini tentunya akan ditindaklanjuti dengan mewujudkan suasana kondusif bagi investasi di Indonesia, termasuk reformasi regulasi dan birokrasi, peningkatan SDM yang inklusif dan tangguh, infrastruktur yang memadai, dan aspek pendukung lain," tutur Ruhaini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com