JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN dan Australia menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 secara virtual, Rabu (27/10/2021).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para pemimpin negara, termasuk Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam kesempatan itu PM Australia menyampaikan pidato yang secara garis besar memuat isu kesehatan, kemitraan, dan perdamaian kawasan Australia-ASEAN.
"Beberapa isu yang diangkat oleh Perdana Menteri Australia di dalam pidatonya antara lain terkait kesehatan," kata Retno dalam konferensi pers daring seusai mendampingi Presiden Jokowi menghadiri KTT, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: Pidato di KTT ASEAN-AS, Jokowi: Tak Ada Perdamaian di Asia Tanpa ASEAN
Di bidang kesehatan, PM Australia mengungkapkan keinginannya untuk memperkuat kerja sama penanganan Covid-19, terutama vaksin dan alat-alat kesehatan.
Menurut Retno, PM Australia menekankan bahwa kerja sama dose-sharing vaksin Covid-19 menjadi prioritas.
Selanjutnya, terkait kemitraan ASEAN-Australia ke depan, Scott Morrison mengumumkan inisiatif baru yang dinamakan Australia for ASEAN Future Intiative.
Proyek dengan pendanaan senilai USD 124 juta ini akan diidentifikasi bersama dan mencakup tiga pilar kerja sama ASEAN.
Terakhir, terkait dengan stabilitas dan perdamaian di kawasan ASEAN-Australia, Scott menekankan kembali penghormatan negaranya terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
"Dan memberikan dukungan pada sentralitas ASEAN dan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific," kata Retno.
Baca juga: Jokowi Sampaikan 3 Harapan ASEAN ke AS: Perdamaian hingga Pemulihan Ekonomi
Sementara, Presiden Jokowi menyampaikan kekhawatirannya akan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia.
Keberadaan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di antara kedua belah pihak.
"Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust," kata Jokowi melalui keterangan tertulis, Rabu (27/10/2021).
Jokowi mengaku paham akan adanya dinamika yang sangat tinggi yang dapat mengancam stabilitas kawasan ASEAN-Australia.
Namun, Indonesia tidak ingin kawasan ASEAN-Australia dijadikan ajang perlombaan senjata dan power projection yang dapat mengancam stabilitas.
"Indonesia ingin semua pihak terus menghormati treaty of amity and cooperation, hukum internasional, serta norma dan nilai-nilai kawasan," ucap Jokowi.
Baca juga: 5 Outcome yang Dihasilkan KTT ASEAN: Isu Kesehatan sampai Perubahan Iklim
Jokowi pun mendorong ASEAN-Australia terus membangun kepercayaan agar dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan perdamaian.
Indonesia berharap Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.