"Kemungkinan nambah pasti lah," kata Suharso.
Usai pertemuan itu, ketiga partai mengumumkan Koalisi Indonesia Bersatu, penyatuan Golkar, PAN, dan PPP.
“Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).
Ace mengaku, ketiga partai sepakat untuk mengakhiri politik identitas yang menimbulkan polarisasi di masyarakat seperti yang terjadi di Pilpres 2014 dan 2019.
“Kami ingin pemilu menjadi ajang kontestasi ide, gagasan, track record, dan prestasi. Kesempatan untuk saling membuktikan diri mana yang terbaik di antara para peserta kontestasi,” tuturnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, Indonesia Bersatu bukan koalisi eksklusif. Golkar, PAN, dan PPP membuka kesempatan bagi parpol-parpol lain jika hendak bergabung.
"Kita bukan suatu koalisi ekslusif, kita coba rangkul semua. Yang bisa ikut hadir pikul beban berat ini, keluar dari permasalahan bangsa," kata Eddy dalam diskusi daring, Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Wacana Koalisi Golkar-Demokrat, Figur Capres, dan Pertaruhan Elektabilitas
Hanya saja, kata Edy, ada syarat yang harus dipenuhi jika ingin bergabung dengan koalisi, yakni sama-sama ingin menghadirkan politik berbasis gagasan dan menjauhi politik identitas.
"Syaratnya persepsi sama ingin hadirkan politik gagasan, jauhi politik identitas, kebersamaan rajut persatuan," tuturnya.
Terkait Koalisi Indonesia Bersatu yang baru terbentuk, Eddy menyebut tak ada inisiator awal. Dia mengatakan, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa sudah kerap melakukan komunikasi reguler sebelumnya.
"Memang beberapa kesempatan intens, dan ada pembahasan mengerucut, sehingga pas halalbihalal kemudian dilakukan utk pertemuan," ujar Eddy.
"Sekaligus dipublikasikan. Kalau dilihat aspek pertemuan enggak ada inistaornya. Ini kesepakatan ketiga ketua umum," lanjutnya.
Melihat ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi berpendapat, konstelasi politik semakin cair usai terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu.
Namun demikian, koalisi ini menegaskan bahwa tiga parpol sedang mengalami paceklik tokoh yang hendak "dijual".
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar Pranowo 26,7 Persen, Salip Prabowo Subianto
Sebab, sebagaimana hasil survei berbagai lembaga, tak ada tokoh Golkar, PAN, maupun PPP yang elektabilitasnya mentereng.