"Istilahnya perahunya ada, tetapi kosong isi muatannya. Sehingga mereka menawarkan diri jika ada tokoh yang bisa menggunakan perahu," kata Ari kepada Kompas.com, Sabtu (14/5/2022).
Oleh karenanya, kata Ari, ke depan Golkar-PAN-PPP harus bersaing ketat melawan koalisi-koalisi partai lain.
Sementara, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memprediksi, Koalisi Indonesia Bersatu bakal mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. Sebab, Golkar telah berulang kali menyampaikan bakal mengusung ketua umumnya itu di gelaran pemilihan presiden.
Sementara, hingga kini PAN maupun PPP tak pernah menyinggung ihwal calon presiden dari partai mereka.
Baca juga: Survei Populi Center: Elektabilitas Jokowi Paling Tinggi bila Pemilu Digelar Saat Ini
Namun demikian, jika benar koalisi ini akan mengusung Airlangga, menurut Ujang, berat bagi Golkar, PAN, dan PPP untuk memenangkan pertarungan. Ini karena elektabilitas Airlangga dalam berbagai survei yang masih di kisaran angka 1 persen.
"Jika mereka tak kerja keras, akan berat untuk bisa head to head atau melawan lawan-lawan politiknya," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/5/2022).
Menurut Ujang, setidaknya, butuh elektabilitas sebesar 60 persen untuk yakin bahwa tokoh tersebut akan memenangkan persaingan.
Namun, hingga kini, elektabilitas sejumlah nama calon presiden potensial belum mencapai angka tersebut. Dalam survei berbagai lembaga, elektabilitas tertinggi tokoh masih di kisaran angka 30 persen.
Artinya, menurut Ujang, peluang kemenangan Koalisi Indonesia Bersatu maupun tokoh-tokoh lainnya yang mungkin maju di Pilpres 2024 masih belum nampak.
"Jadi saat ini semuanya belum kelihatan soal kemenangannya. Siapa pun capresnya," ujarnya.
Kendati demikian, Ujang menilai bahwa Golkar, PAN, dan PPP masih sebatas melalukan penjajakan, belum resmi berkoalisi. Sebab, belum ada nama yang akan diusung sebagai calon presiden.
Lagi pula, masih ada cukup waktu untuk menimbang-nimbang koalisi dan tokoh yang potensial untuk diusung di Pilpres 2024.
"Dan penjajakan koalisi ketiga partai tersebut bisa saja buyar di tengah jalan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.