Sebelum menutup keterangannya, Jokowi mengatakan, Indonesia berkeinginan menyatukan G20.
Dia pun menegaskan agar jangan sampai ada perpecahan di antara negara-negara anggota organisasi internasional itu.
"Saya ingin menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia," ujar Jokowi.
Baca juga: Putin Mengaku Masih Berharap Ada Negosiasi untuk Akhiri Konflik di Ukraina
Dia melanjutkan, sebagai pemegang mandat presidensi G20 pada 2022, dalam dua bulan terakhir beberapa pemimpin negara dan Sekretaris Jenderal PBB telah diajak bicara tentang persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada November mendatang.
Presiden pun mengungkapkan sering berdiskusi lewat telepon mengenai dinamika situasi global terkini, termasuk di antaranya soal perang Rusia-Ukraina.
"Pada 7 Maret 2022, saya berkomunikasi dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz. Kemudian 8 Maret 2022, saya berkomunikasi dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dan 16 Maret 2022, saya juga berbicara dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau," tutur Jokowi.
"Kemudian 22 Maret 2022, dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dan 31 Maret 2022, melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, serta 12 April 2022 dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.