"Ada kemungkinan (jatuh di tanggal yang sama), tetapi tetap menunggu hasil sidang isbat," kata Kamaruddin kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Kemenag: Ada Kemungkinan Lebaran Pemerintah dan Muhammadiyah Jatuh pada 2 Mei
PP Muhammadiyah sendiri telah menetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah lebih awal, yakni pada 19 Februari 2022 lalu.
Ketentuan mengenai penetapan lebaran oleh Muhammadiyah tertuang di dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Agung Danarto.
"Umur bulan Ramadhan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M," tulis maklumat yang ditetapkan pada 3 Februari 2022 itu.
Seperti diketahui, pemerintah dan Muhammadiyah berbeda saat menentukan 1 Ramadhan 1443 Hijriah.
Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Minggu (3/4/2022), sedangkan Muhammadiyah jatuh pada Sabtu (2/4/2022).
Perbedaan penetapan tersebut lantaran pendekatan yang digunakan berbeda dalam menentukan awal Ramadhan.
Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kemebah Ismail Fahmi menjelaskan, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal, yakni menghitung munculnya hilal secara astronomis melalui perhitungan hisab tanpa harus rukyatul hilal.
Sementara, pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal. Artinya, hilal harus terlihat untuk menetapkan awal bulan Kamariah.
"Sementara itu, pada awal Ramadhan kemarin di seluruh Indonesia hilal tidak terlihat jadi bulan Sya'ban disempurnakan menjadi 30 hari," jelas Ismail kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2022).
Ismail lebih lanjut mengatakan, di dalam kalender hijriah, jumlah hari dalam sebulan bisa 29 atau 30 hari.
Dengan demikian, lama puasa selama 29 hari mungkin terjadi bila sidang isbat yang digelar Kemenag pada 1 Mei 2022 memutuskan Lebaran jatuh pada 2 Mei 2022.
"Hal tersebut dimungkinkan karena memang penjelasan hadis dari Rasulullah SAW satu bulan itu ada yang 29 dan ada yang 30," jelas Ismail.
Baca juga: Jaga Situasi Pandemi Saat Lebaran, Pemerintah Perpanjang PPKM dan Dorong Vaksinasi Booster
Ia menjelaskan, potensi perayaan hari raya Idul Fitri serempak terjadi lantaran umat Muslim yang berpuasa mulai 2 April, ketinggian hilal pada tanggal 30 April 2022 atau 29 Ramadhan 1443 Hijriah masih di bawah ufuk atau minus.
Dengan demikian, bulan Ramadhan harus disempurnakan menjadi 30 hari atau dikenal dengan istilah istikmal.
Sementara, bagi yang berpuasa pada 3 April, pada tanggal 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei, posisi hilal di Indonesia sudah masuk kriteria MABIMS yang baru. Sehingga, kemungkinan besar hilal dapat terlihat di Indonesia.
"Jadi bulan Ramadan tidak perlu disempurnakan menjadi 30 hari. Sehingga kemungkinan kita akan ber-Idul Fitri pada tanggal yang sama," jelas Ismail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.