Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ketua Umum Gerindra: Dari Suhardi ke Prabowo Subianto

Kompas.com - 16/04/2022, 12:48 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari satu dekade panggung politik Indonesia diramaikan oleh kehadiran Partai Gerakan Indonesia Raya atau yang lebih dikenal sebagai Gerindra.

Partai ini dideklarasikan menjelang Pemilu 2009, tepatnya 6 Februari 2008.

Kelahiran Gerindra tak lepas dari sejumlah tokoh yang kini masih eksis berkiprah sebagai politikus partai tersebut seperti Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon, dan tentunya Prabowo Subianto.

Gerindra memang lekat sebagai partai pimpinan Prabowo. Namun, sebelumnya, partai "kepala garuda" itu pernah dipimpin oleh sosok lain.

Baca juga: Profil Partai Gerindra: Sejarah, Tokoh, dan Kisah Kepala Garuda

Berikut profil Ketua Umum Partai Gerindra dari masa ke masa.

1. Suhardi

Pada awal kemunculannya, posisi Ketua Umum Gerindra dijabat oleh Suhardi. Ia mulanya dikenal sebagai sosok akademisi.

Suhardi merupakan alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara, gelar master dan doktor di bidang kehutanan didapat Suhardi dari University of the Philippines Los Banos, Filipina.

Sebelum terjun ke politik, Suhardi pernah menjadi Dekan Fakultas Kehutanan UGM selama 2000-2001.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (kanan) menghadiri syukuran lolosnya Partai Gerindra menjadi kontestan Pemilu 2014 di Jakarta, Kamis (17/1/2013). Acara dihadiri kader Gerindra dari seluruh Indonesia. KOMPAS/Hendra A Setyawan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (kanan) menghadiri syukuran lolosnya Partai Gerindra menjadi kontestan Pemilu 2014 di Jakarta, Kamis (17/1/2013). Acara dihadiri kader Gerindra dari seluruh Indonesia.

Suhardi mulai masuk ke lingkungan birokrasi pada 2001 dengan menempati jabatan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan atau kini Kementerian Kehutanan.

Suhardi tutup usia pada 29 Agustus 2014 karena kanker paru-paru.

Hingga saat terakhirnya, Suhardi masih menjadi anggota kelompok kerja ahli untuk Dewan Ketahanan Pangan Pusat di Kementerian Pertanian.

Ia juga masih tercatat sebagai Ketua Lembaga Masyarakat Peduli Hutan, Kebun, dan Pangan. Kemudian menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Yogyakarta.

Prabowo Subianto

Sosok Prabowo Subianto turut membidani lahirnya Gerindra.

Dikutip dari laman resmi Gerindra, partai tersebut lahir dari keprihatinan politikus Fadli Zon dan pengusaha yang juga adik dari Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.

Keduanya prihatin terhadap kondisi politik Indonesia yang mereka anggap jauh dari nilai-nilai demokrasi.

Berangkat dari situ, muncul gagasan mendirikan partai. Ide ini lantas dibahas Hashim bersama orang-orang di lingkaran Prabowo Subianto.

Baca juga: Profil Joko Widodo, dari Tukang Mebel Jadi Presiden Ke-7 RI

Kala itu, Prabowo masih menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Partai Golkar. Bahkan, ia sempat maju dalam konvensi calon presiden dari Partai Golkar.

Sebelum menjadi politikus, Prabowo dikenal sebagai pengusaha dan perwira tinggi militer tanah air.

Dikutip dari gramedia.com, karier militernya dimulai tahun 1976 ketika lulus dari Akademi Militer sebagai TNI Angkatan Darat berpangkat letnan dua.

Sejak tahun tersebut hinggga 1985, dia bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha yang pada saat itu merupakan pasukan khusus TNI Angkatan Darat.

Selanjutnya, sejumlah jabatan di militer pernah Prabowo emban seperti Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 dan Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17.

Lalu, Komandan Grup 3/Sandi Yudha, Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal, hingga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

Karier politik Prabowo bermula ketika dirinya turut mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden dari Partai Golkar pada konvensi Capres Golkar tahun 2004. Meskipun lolos, pada akhirnya ia kalah suara oleh Wiranto.

Prabowo menjabat sebagai Ketua Umum Gerindra sejak 20 September 2014, sepeninggal Suhardi.

Pada Pilpres 2019, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Megawati Soekarnoputri. Namun, keduanya kalah oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.

Baca juga: Profil Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 dan Perempuan Pertama di Indonesia

Prabowo kembali menjajal peruntungannya di Pilpres 2014 dengan menjadi calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) kala itu, Hatta Rajasa.

Namun, keduanya terpaksa gigit jari karena kalah oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Prabowo lagi-lagi mencalonkan diri sebagai capres di Pilpres 2019 dengan menggandeng Sandiaga Uno. Keberuntungan lagi-lagi tak berpihak karena ia harus kalah dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Kongres Luar Biasa Partai Gerindra yang digelar Agustus 2020 kembali menetapkan Prabowo sebagai ketua umum masa jabatan 2020-2025. Ia sekaligus menjabat sebagai ketua dewan pembina partai.

Selain menjadi pimpinan tertinggi Gerindra, Prabowo kini juga aktif di pemerintahan menjabat Menteri Pertahanan. Jabatan ini ia emban sejak awal pembentukan Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi, Oktober 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com