Megawati mengaku prihatin dengan persoalan stunting yang masih terjadi.
Oleh karenanya, ia berpikir agar masyarakat hendaknya lebih mengonsumsi makanan atau asupan yang sehat, terutama bagi mereka yang memiliki anak-anak.
"Jadi, anak-anak itu jangan dibelikan ciki-ciki terus. Masih kenyang. Tapi, pertanyaannya yang ketiga adalah menjadi sehat atau tidak?," tanya Megawati.
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengaku heran, mengapa ibu-ibu kerap memasak dengan cara menggoreng. Padahal, ada cara lain seperti merebus atau mengukus.
Megawati menilai tiada yang salah dari menyarankan cara lain untuk memasak makanan.
"Saya membantu memberikan sebuah pengetahuan bagi ibu-ibu yang mau melihat, mendengar untuk menambah pengetahuannya dalam asupan yang disebut makanan ini," imbuh Megawati.
"Asupan yang bukan hanya sembarangan. Asupan yang harus diketahui oleh rakyat adalah makanan sehat," sambung dia.
Baca juga: Curhat ala Megawati: Sedih dan Jengkel Dirundung soal Minyak Goreng hingga Menangis Jokowi Dihina
Jelaskan makna politik dengan minyak goreng
Pada kesempatan tersebut, Megawati juga menjelaskan bahwa politik merupakan salah satu bagian dari kehidupan masyarakat.
Oleh karenanya, dia menilai tidak ada yang salah jika ikut berkomentar soal kisruh minyak goreng.
"Tadi mungkin pada rapat kita yang diperluas bahwa politik bukan politik. Politic is not only politic," tegasnya.
Hal tersebut diungkapkannya setelah mengatakan banyak pihak yang menilai aneh dirinya karena ikut mengurusi minyak goreng.
Pihak-pihak itu, menilai Megawati semestinya hanya mengurusi urusan politik semata, tanpa ikut campur soal urusan kisruh minyak goreng, apalagi terkait makanan atau asupan.
Akui sedih dan jengkel
Dari pernyataannya soal minyak goreng tempo hari, Megawati mengaku banyak mendapatkan perundungan.