Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Serangan Balik" Sahroni dan Kibar "Bendera Putih" dari Adam Deni

Kompas.com - 08/03/2022, 20:41 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelanggaran Undang-Undang Transaksi Informasi Elektronik yang membelit pegiat media sosial Adam Deni mulai disidangkan. Berbagai alasan di balik perkara itu perlahan-lahan mulai terungkap.

Kubu anggota DPR Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni yang melaporkan kasus itu menyatakan Adam diduga hendak memeras. Menurut kuasa hukum Sahroni, Arman Hanis, mereka menduga dokumen yang diunggah oleh Adam dan akhirnya menjadi pangkal persoalan hukum itu adalah dokumen pembelian sepeda Sahroni.

"Memang diduga dokumen yang diunggah adalah dokumen pembelian sepeda klien kami," kata Arman saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/3/2022) kemarin.

Arman enggan berkomentar lebih lanjut saat ditanya soal indikasi adanya pemerasan di balik unggahan itu. Sebab, kata Arman, tidak ada suatu permintaan dari Adam Deni ke Sahroni terkait unggahan tersebut.

Baca juga: Ibu Adam Deni Cerita Saat Putranya Pamit Beri Klarifikasi pada Polisi, tetapi Tak Kunjung Pulang

Menurut Arman, keterangan yang dicantumkan oleh Adam Deni dalam unggahan itu seolah-olah mengancam Sahroni.

"Kalau indikasi ke pemerasan kami belum tahu, tapi caption dalam unggahannya seolah-olah diduga mengancam klien kami," ujar Arman.

Bantahan langsung disampaikan kubu Adam melalui kuasa hukumnya, Susandi. Dia mengatakan, kliennya tidak pernah memeras atau meminta uang dalam bentuk apapun pada anggota Wakil Ketua Komisi III DPR itu.

“Perlu saya sampaikan bahwa klien kami tidak pernah memeras atau pun meminta uang dalam bentuk apapun kepada Ahmad Sahroni,” tutur Susandi pada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Pihak Adam Deni Jawab Tudingan Pemerasan dari Ahmad Sahroni hingga Singgung soal Restorative Justice

Karena kliennya kini tengah menjalani proses hukum di pengadilan, Susandi meminta agar tidak ada tudingan liar yang disampaikan kepada kliennya. Menurut dia, Adam sudah meminta maaf dan menyesali perbuatannya kepada Sahroni.

“Bahkan klien kami juga sudah merendahkan hatinya di video permintaan maaf yang beredar di seluruh jagat media sosial,” ujar Susandi.

Susandi meminta kemurahan hati Sahroni terhadap kliennya. Menurut dia, Adam bukanlah lawan yang sebanding bagi Sahroni dalam perkara ini.

Dia meminta pihak Sahroni tidak terus menyerang kliennya dengan tudingan yang menyudutkan.

“Ibaratnya dalam perang, kalau pihak lawan sudah mengalah dan mengibarkan bendera putih janganlah diserang terus dengan pemberitaan yang kurang baik, kasihan orang tua dan keluarganya,” kata Susandi.

Baca juga: Adam Deni Diduga Ancam Ahmad Sahroni dengan Unggah Dokumen Pembelian Sepeda

Bahkan Susandi mengatakan Adam dan Sahroni sebenarnya saling mengenal dan punya hubungan baik sebelum perkara ini terjadi. Kini dia berharap semua pihak menghormati proses peradilan untuk menyelesaikan perkara ini.

“Perlu diingat Bang Sahroni, Abang kan berteman baik dengan Adam Deni dan kerap bertemu untuk liburan dengan beliau di luar kota. Kalau Abang sudah memaafkan dan meminta supaya proses hukum tetap berjalan, ya sudah, kita bertarung di meja pengadilan,” imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com