Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi sekitar 30 prajurit.
Baca juga: Pasang Surut Hubungan Megawati dan SBY Lebih dari Satu Dekade, Berawal dari Pilpres
Kefasihan SBY dalam berbahasa Inggris membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, tahun 1975.
Sekembalinya ke tanah air, SBY ditunjuk sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin pleton ini bertempur di Timor Timur.
Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Selama 1982-1983, dia mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, di AS.
Ia juga sempat mengikuti Jungle Warfare School di Panama (1983), Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), serta Kursus Komando Batalyon (1985).
Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985).
Baca juga: Cerita Pramono Anung tentang Megawati: Pernah Akan Pecat Kader yang Mau Interupsi Pidato SBY
Setelah itu, karier militer SBY terus menanjak. Selama 1996-1997, ia menjabat sebagai Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998), sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Adapun karier politik SBY bermula ketika ia menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sebelum itu, 27 Januari 2000, SBY memutuskan untuk pensiun dini dari militer.
Tak lama, SBY ditunjuk Gus Dur untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (Menkopolsoskam).
Memasuki era Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati Soekarnoputri, SBY dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Jabatan itu SBY emban hingga 11 Maret 2004, sebelum akhirnya memilih mundur.
Pada tahun yang sama, SBY mencalonkan diri sebagai presiden dengan didampingi Jusuf Kalla sebagai wakil. Ia berhasil memenangkan Pemilu 2004 dan mengalahkan Megawati-Hasyim Muzadi.
SBY berhasil menjadi presiden dua periode dengan kembali memenangkan Pemilu 2009 berpasangan dengan Boediono.
Selama sepuluh tahun memerintah, berbagai kebijakan telah SBY terapkan. Misalnya, revitalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat itu KPK berhasil membongkar berbagai kasus korupsi, salah satunya suap Kemenpora Wafid Muharram dan kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin.
Dalam hubungan internasional, peran Indonesia di era SBY juga tidak dipandang sebelah mata. RI pada masa itu aktif di berbagai forum internasional seperti APEC dan Global Climate Change.
Baca juga: Profil Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 dan Perempuan Pertama di Indonesia