Ternyata, Indonesia paling mirip dengan India. Kemudian, Indonesia juga diketahui mirip dengan Afrika Selatan dan China. Kemiripan empat negara ini membentuk klaster biru muda dengan ciri khas nilai CPI, HDI, dan GHS yang relatif rendah.
Klaster biru muda ini ternyata terdekat dengan klaster merah berisikan Arab Saudi, Argentina, Turki, Brasil, Romania, Kroasia,Meksiko, Bulgaria, dan Rusia. Perbedaannya hanya di HDI yang nampak relatif sedikit lebih tinggi.
Dekat dengan klaster biru muda-merah ini, terdapat klaster ungu, oranye, dan hijau yang didominasi negara-negara Eropa: Klaster ungu dengan nilai di semua indeks yang relatif tinggi, klaster oranye yang memiliki nilai di semua indeks relatif tinggi, dan klaster hijau yang memiliki nilai di semua indeks relatif tinggi kecuali pada GHS.
Dua negara lain anggota G20 dari Asia, yaitu Korea Selatan dan Jepang, termasuk dalam klaster oranye. Dalam hal ini, klaster Korea Selatan dan Jepang mirip dengan Estonia, Spanyol, Slovenia, Perancis, dan Belgia.
Dua klaster terakhir yang ternyata paling jauh hubungannya dengan Indonesia adalah klaster biru tua. Klaster ini berisikan negara-negara yang secara stabil memilki indeks-indeks paling tinggi. Di dalamnya adalah Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Belanda, Denmark, Finlandia, dan Austria.
Terakhir adalah klaster kuning, dengan anggota Swedia dan Kanada. Ciri khas yang menjadi kemiripan negara-negara di dalam klaster kuning ini adalah indeks konsumsi energi terbarukan per kapita (REN) yang paling tinggi.
Setelah mengidentifikasi klaster-klaster tertentu dari negara-negara anggota G20, Kudu memperdalam analisis dengan melakukan plotting dari setiap klaster dalam diagram yang menghubungkan antara capaian dalam CPI dan HDI dengan indeks-indeks lainnya.
CPI dipilih sebagai pembanding utama karena rerata korelasinya yang paling tinggi jika dibandingkan dengan empat indeks lainnya. Adapun HDI dipilih karena dianggap mewakili kategori-kategori utama terkait pembangunan negara yang meliputi dimensi kesehatan (umur panjang dan hidup sehat), pengetahuan, dan standar hidup yang layak.
Sementara itu, GHS, REN, dan GII yang masing-masing menjadi pembanding CPI dan HDI, dipilih karena kesesuaiannya dengan tiga pilar utama yang menjadi fokus Indonesia sebagai Presidensi G20, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.
Jika dilihat dari posisi negara-negara tersebut dalam rupa bumi, persebaran klaster yang melintasi batas-batas benua cenderung terjadi pada sebagian klaster, sementara sebagian klaster cenderung berkumpul dalam benua yang relatif sama.
Dalam klaster biru muda, hanya Afrika Selatan yang berbeda benua, sementara India, China, dan India, sama-sama berada di benua Asia.
Dari semua proses yang dilakukan di atas, didapat kesimpulan sebagai berikut:
Di dalam GII tercakup enam kategori, yaitu kelembagaan, sumber daya manusia dan riset, infrastruktur, tingkatan kesadaran klien terhadap pasar tertentu dari produk tertentu (market sophistication), kualitas jejaring bisnis sebuah negara (business sophistication), keluaran ilmu pengetahuan dan teknologi, serta produksi atau hasil-hasil kreatif.
Enam kategori tersebut merupakan aspek-aspek penting berkaitan dengan kebutuhan untuk bisa bertahan dan berkembangnya sebuah negara dalam peradaban di abad ke-21.
Kecenderungan kemiripan sejumlah karakteristik berdasarkan indikator-indikator dalam sejumlah kategori tertentu pada indeks CPI, GII, HDI, GHS, dan REN menjadi salah satu latar belakangnya.
Latar lain, ukuran pasar dan ekonomi dari empat negara tersebut relatif besar dibandingkan negara-negara anggota G20 lainnya. Selain, Afrika Selatan, wilayah geografis negara-negara ini sama-sama di benua Asia.