JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pernah mengalami penyebaran penyakit mata pada 1960-an hingga 1980-an yang terjadi di hampir seluruh wilayah.
Penyakit mata saat itu menjangkiti para penduduk yang bermukim di daerah padat penduduk, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Dampaknya sangat serius karena menyebabkan kebutaan.
Maka dari itu, Kementerian Kesehatan menetapkan penyakit mata sebagai bencana nasional pada 24 Juli 1967.
Dalam laporan yang disusun Balai Pengobatan Mata Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1960 sampai 1971 menunjukkan, 50 persen penyebab kebutaan di Indonesia adalah kekurangan vitamin A. Saat itu diperkirakan ada sekitar 1 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami kebutaan.
Dokter spesialis mata dari UGM saat itu, dr. Gunawan, menyatakan, hasil observasi itu sudah dikirimkan ke Lembaga Pemberantasan Penyakit Mata di Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Mengenal Penyebab AMD, Penyakit Mata Progresif Penyebab Kebutaan
Kebutaan menjadi fokus utama pembahasan dalam Kongres Nasional Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia yang pertama. Kegiatan itu dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Gerrit Augustinus Siwabessy pada 30 Juli 1968.
Jenis penyakit mata yang banyak terjadi saat itu adalah xeroftalmi, trakoma, katarak, dan glaukoma.
Xeroftalmi saat itu menjadi penyebab kebutaan terbanyak pada anak-anak. Penyebabnya adalah malanutrisi dan kekurangan vitamin A.
Pemicu terbesar mengapa pada saat itu banyak anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A adalah karena kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan kesehatan, dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal berbau tahayul.
Contohnya pada saat itu orangtua banyak yang tidak memberikan anak-anak menu makanan ikan atau daging dengan alasan menyebabkan cacingan.
Baca juga: Penyakit Mata AMD Tak Bisa Sembuh, tapi Perkembangannya Bisa Diperlambat
Kemudian, penyakit trakoma saat itu juga menjadi penyumbang besar kasus kebutaan masyarakat. Penyakit itu disebabkan oleh virus.
Penyebab lain kasus kebutaan di Indonesia saat itu adalah katarak. Katarak disebabkan oleh penggumpalan protein dalam lensa mata, infeksi, trauma, dan kelainan metabolisme tubuh.
Penyakit lain yang juga menjadi penyebab kebutaan di Indonesia adalah glaukoma. Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya bisa dicegah melalui deteksi dini.
Penyebabnya adalah glaukoma merusak saraf mata sehingga menyebabkan kebutaan permanen.
Guna menekan tingkat kebutaan di tengah masyarakat, pemerintah saat itu menggelar program suntikan Vitamin A. Kemudian, pemerintah juga menggelar program rehabilitasi untuk membantu tuna netra menjalani bedah kornea mata.
Baca juga: 3 Cara Mengobati Katarak, Tak Selalu Perlu Operasi