Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Penyakit Mata di Indonesia Menjadi Bencana Nasional...

Kompas.com - 18/02/2022, 07:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pernah mengalami penyebaran penyakit mata pada 1960-an hingga 1980-an yang terjadi di hampir seluruh wilayah.

Penyakit mata saat itu menjangkiti para penduduk yang bermukim di daerah padat penduduk, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Dampaknya sangat serius karena menyebabkan kebutaan.

Maka dari itu, Kementerian Kesehatan menetapkan penyakit mata sebagai bencana nasional pada 24 Juli 1967.

Dalam laporan yang disusun Balai Pengobatan Mata Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1960 sampai 1971 menunjukkan, 50 persen penyebab kebutaan di Indonesia adalah kekurangan vitamin A. Saat itu diperkirakan ada sekitar 1 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami kebutaan.

Dokter spesialis mata dari UGM saat itu, dr. Gunawan, menyatakan, hasil observasi itu sudah dikirimkan ke Lembaga Pemberantasan Penyakit Mata di Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Mengenal Penyebab AMD, Penyakit Mata Progresif Penyebab Kebutaan

Kebutaan menjadi fokus utama pembahasan dalam Kongres Nasional Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia yang pertama. Kegiatan itu dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Gerrit Augustinus Siwabessy pada 30 Juli 1968.

Jenis penyakit mata yang banyak terjadi saat itu adalah xeroftalmi, trakoma, katarak, dan glaukoma.

Xeroftalmi saat itu menjadi penyebab kebutaan terbanyak pada anak-anak. Penyebabnya adalah malanutrisi dan kekurangan vitamin A.

Pemicu terbesar mengapa pada saat itu banyak anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A adalah karena kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan kesehatan, dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal berbau tahayul.

Contohnya pada saat itu orangtua banyak yang tidak memberikan anak-anak menu makanan ikan atau daging dengan alasan menyebabkan cacingan.

Baca juga: Penyakit Mata AMD Tak Bisa Sembuh, tapi Perkembangannya Bisa Diperlambat

Kemudian, penyakit trakoma saat itu juga menjadi penyumbang besar kasus kebutaan masyarakat. Penyakit itu disebabkan oleh virus.

Penyebab lain kasus kebutaan di Indonesia saat itu adalah katarak. Katarak disebabkan oleh penggumpalan protein dalam lensa mata, infeksi, trauma, dan kelainan metabolisme tubuh.

Penyakit lain yang juga menjadi penyebab kebutaan di Indonesia adalah glaukoma. Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya bisa dicegah melalui deteksi dini.

Penyebabnya adalah glaukoma merusak saraf mata sehingga menyebabkan kebutaan permanen.

Guna menekan tingkat kebutaan di tengah masyarakat, pemerintah saat itu menggelar program suntikan Vitamin A. Kemudian, pemerintah juga menggelar program rehabilitasi untuk membantu tuna netra menjalani bedah kornea mata.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Katarak, Tak Selalu Perlu Operasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com