Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Hasto Tanggapi Ceramah Haikal Hassan soal Bung Karno | Polemik Dana JHT

Kompas.com - 14/02/2022, 07:38 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel tentang Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang menanggapi cermah Haikal Hassan menjadi pemberitaan yang ramai dibaca di Kompas.com pada Minggu (13/2/2022).

Hasto angkat bicara soal Bung Karno yang disebut Haikal Hassan sering memenjarakan ulama.

Selain itu, artikel tentang polemik pencairan dana jaminan hari tua (JHT) di usia 56 tahun juga menjadi terpopuler.

Kemudian, pernyataan Presiden Joko Widodo tentang lonjakan kasus Covid-19 juga banyak menarik minat pembaca.

Artikel lain yang juga banyak dibaca yakni mengenai penambahan kasus Covid-19 harian dan temuan Komnas HAM terkait kekerasan terhadap warga Desa Wadas di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Tanggapi Ceramah Haikal Hassan yang Tuding Bung Karno, Hasto: Tak Paham Sejarah

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pihak yang menyebut bahwa Bung Karno sering memenjarakan ulama tidak paham sejarah.

Sebelumnya, Haikal Hassan dalam ceramahnya menyebut "Soekarno tukang penjarakan ulama". Atas ceramah ini Haikal Hassan bahkan telah dilaporkan oleh relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) ke Bareskrim Polri atas tudingan penghinaan terhadap presiden.

"Bung Karno dekat dengan NU, juga dekat dengan Haji Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah. Artinya orang yang beranggapan seperti itu ahistoris," kata Hasto saat mengisi acara peringatan Harlah ke-96 Nahdatul Ulama (NU) yang ditayangkan secara daring pada Sabtu (12/2/2022).

"Yang beranggapan seperti itu sama sekali tidak paham sejarah dan melecehkan Bung Karno. Dia tidak paham bagaimana spirit perjuangan beliau," lanjutnya.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, Bung Karno sejak dulu dekat dengan NU. Hasto membenarkan bahwa Soekarno pernah merasa sedih karena disebut tak menyukai NU.

Selengkapnya baca juga: Tanggapi Ceramah Haikal Hassan yang Tuding Bung Karno, Hasto: Tak Paham Sejarah

2. ASPEK Curiga BPJS Ketenagakerjaan Tak Punya Dana Soal JHT Cair di Usia 56

Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) menduga keputusan pemerintah menetapkan JHT baru bisa diambil pada usia 56 tahun karena BPJS Ketenagakerjaan tidak memiliki dana yang cukup dari pengembangan dana peserta.

"Sehingga berpotensi gagal bayar terhadap hak-hak pekerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Presiden ASPEK, Mirah Sumirat, dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/2/2022).

Sebagaimana diketahui, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua menjadi polemik karena penetapan batas usia pekerja untuk mencairkan JHT kini menjadi 56 tahun.

Selengkapnya baca juga: ASPEK Curiga BPJS Ketenagakerjaan Tak Punya Dana Soal JHT Cair di Usia 56

3. Jokowi: Kasus Covid-19 Tengah Menanjak, Tetap Tenang dan Disiplin Prokes

Presiden Joko Widodo mengatakan, kasus harian Covid-19 di tanah air kini tengah menanjak akibat penularan varian Omicron.

Menurut Jokowi, penambahan kasus harian saat ini mendekati puncak kasus pada pertengahan tahun 2021 ketika Indonesia berhadapan dengan gelombang varian Delta.

"Pandemi Covid-19 di tanah air, sesuai perkiraan, tengah menanjak dengan angka positif harian mendekati puncak kasus seperti bulan Juli tahun lalu," kata Jokowi dalam keterangannya yang ditulis melalui Instagram @jokowi, dikutip Kompas.com, Minggu (13/2/2022).

Jokowi mengatakan, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi. Namun, tingkat kematian akibat varian Omicron lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.

Dia pun meminta masyarakat tetap tenang dan disiplin menjaga protokol kesehatan. Jokowi juga mengingatkan masyarakat segera divaksin sesuai program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan pemerintah.

Selengkapnya baca juga: Jokowi: Kasus Covid-19 Tengah Menanjak, Tetap Tenang dan Disiplin Prokes

4. UPDATE 13 Februari: Bertambah 44.526, Kini Ada 4.807.778 Kasus Covid-19 di Indonesia

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan 44.526 kasus baru Covid-19 pada Minggu (13/2/2022). Sehingga, total kasus Covid-19 di tanah air mencapai 4.807.778, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Selain itu, berdasarkan data yang sama, ada penambahan 26.916 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 4.309.763.

Kemudian, masih ada pula penambahan kasus kematian akibat Covid-19. Dalam 24 jam, dilaporkan ada penambahan 111 kasus kematian, sehingga total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 145.176 jiwa.

Selengkapnya baca juga: UPDATE 13 Februari: Bertambah 44.526, Kini Ada 4.807.778 Kasus Covid-19 di Indonesia

5. Turun ke Wadas, Komnas HAM Sebut Ada Fakta Polisi Lakukan Kekerasan kepada Warga

Komnas HAM RI menerjunkan tim ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah guna menggali keterangan dan mencari fakta peristiwa yang terjadi pada Selasa (8/2/2022).

Berdasarkan temuan awal, Komnas HAM menemukan fakta bahwa ada kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga.

"Menemukan fakta adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan warga yang sudah setuju," kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dalam keterangannya, Sabtu (12/2/2022).

Kendati demikian, Beka tak merinci kekerasan apa saja yang dilakukan oleh aparat tersebut.

Selengkapnya baca juga: Turun ke Wadas, Komnas HAM Sebut Ada Fakta Polisi Lakukan Kekerasan kepada Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com